Wiyana dan Ken hanya melihat Haidar sejak tadi, pria dewasa itu layaknya anak kecil. Dia sibuk makan permen kapas seorang diri, tak hanya satu. Tapi, ada dua permen kapas sekaligus di tangannya.
Setiap masuk permen kapas ke mulutnya dia selalu berucap.
"Wah, enak!" ungkap Haidar sejak tadi, Wiyana menepuk jidatnya.
"Hei!"
Haidar menoleh dengan tangan masih sibuk menyuapkan permen karet ke mulutnya.
"Lihat, yang bocah di antara kita itu Ken. Bukan kamu," cibir Wiyana sembari melirik Ken sekali agar Haidar pun ikut melirik ke mana mata gadis itu mengarah.
Ya, sepertinya Haidar melupakan putranya itu.
Haidar berhenti makan, dia berdehem sekali. Mengembalikan dirinya yang penuh wibawa seperti semula, baru Haidar melihat Ken.
"Jadi, setelah ke sini. Kamu mau apa lagi, Ken?" tanya Haidar datar.
"Ck, kenapa bertanya? Nikmati saja, ayolah!"
Wiyana yang sudah kepalang kesal dengan Haidar yang lemot, menarik ujung jas pria itu tanpa ragu.