Dinda terus memasang wajah tak senangnya karena yang sedang duduk di hadapannya adalah mantan adik ipar, yang sebenarnya tidak pernah dia anggap seperti itu.
"Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Dinda langsung setelah cukup lama mereka diam seperti orang gila yang tidak jelas mau melakukan apa di cafe itu.
Haru tersenyum lebar sampai deretan giginya tampak, malah terlihat aneh di wajahnya yang tampan.
"Pertanyaan itu yang sejak tadi saya tunggu," katanya.
Dinda memutar bola matanya, lebih baik dia sibuk dengan ponselnya dari pada melihat wajah menyebalkan Haru.
"Katakan!" suruh Dinda tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Kenapa kamu diam diam memperhatikan kakak tiri, saya?"
"Kamu melihatnya?" tanya Dinda balik.
Haru mengangguk, dia menantikan jawaban dari Dinda. Haru harus tahu apa alasan Dinda agar bisa mengatakan apa tujuannya.