Andre tenang membaca surat izin penggeledahan dari Allard, satu tim datang guna menggeledah habis tempat itu.
"Tidak bisakah, kalian menunggu sampai bos, saya. Kembali?" tawar Andre.
Allard menggeleng, dia terlihat sangat penuh percaya diri, hari ini korban korban itu harus ditemukan bagaimana pun keadaan mereka.
"Kami tidak punya waktu untuk itu, dan setelah penggeledahan ini selesai, Anda. Harus ikut saya ke kantor untuk memberikan keterangan, bagaimana bisa sehelai rambut korban yang bernama Kania ada di lengan baju, Anda."
Andre menutup rapat bibirnya, dia lipat surat izin itu. Lantas sedikit bergeser guna memberikan mereka akses untuk masuk ke sana.
"Baiklah, geledah saja kalau begitu."
Maka, dengan itu mereka tak segan untuk menggeledah. Namun, sialnya pintu dari rumah yang ada di sana terkunci.
Awalnya Allard masih meminta dengan baik kepada Andre agar memberikan kunci, tapi pria itu bilang. Dia tidak punya kuncinya, maka terpaksa Allard mendobrak saja.