Di saat gadis berkursi roda itu tengah menunggu dua sahabatnya datang, hujan turun semakin memperburuk keadaannya.
Malangnya karena tak bisa berjalan dengan benar, Wiyana jadi kehujanan sebab tidak bisa leluasa berteduh di bawah pohon atau lain sebagainya.
Pasrah dengan keadaan, dia basah kuyup. Di saat saat begitu Wiyana jadi mengasihani dirinya sendiri.
"Gue memang bodoh, gue harusnya nggak dateng lagi di kehidupan Haidar."
Terlalu lama sendiri, pikiran pikiran buruk terus menganggu dirinya. Bagaimana lagi, dia memang selalu suka memikirkan apa yang orang katakan tentang dia.
Hari semakin gelap, dan hujan tak mau berhenti. Wiyana mulai menggigil, bibirnya kian memucat dan di antara banyaknya pengendara yang melintas tak ada yang berbaik hati ingin menolong gadis malang itu.
Wiyana masih sendiri sampai akhir, dia menutup matanya sebab tak tahan dengan takdir yang harus dia jalani. Tubuhnya pun tak mendukung untuk dia sehat.