Pria itu menoleh, Allard menyipitkan matanya melihat pria berusia kisaran kepala empat dengan codet di pipinya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pria itu, wajahnya tak menampilkan senyuman dan tanda tanda kalau dia senang dengan kehadiran Allard.
Allard menunjukkan kartu id cardnya pada pria paruh baya itu, pria itu mengangguk.
Dia kembali membelakangi Haidar, dan sibuk dengan kegiatan awal. Yaitu menghancurkan badan mobil dengan mesin.
Tubuhnya yang sudah tidak kokoh lagi, sesekali tampak oleng.
"Saya sedang mencari pelaku penculikan berbuntut di jalan Pondok Putih, mohon kerja samanya," kata Allard tak menghilangkan rasa hormatnya pada yang lebih tua.
Pria itu tak merespon, dia terus membuang badan mobil yang sudah hancur ke dalam. Yang mana suara dari gilingan itu terdengar sangat menganggu, dan membuat suara Allard jadi mengecil.
"Apakah, kita bisa bicara sebentar, Pak?" seru Allard dengan suara yang lebih keras.