Pagi pagi sekali Haidar membuat seisi rumah heboh karena mempersiapkan keberangkatannya ke kampung halaman.
"Pa, aku ikut, ya," pinta Ken langsung tanpa banyak basa basi dengan kepala mendongak.
Beberapa pelayan sibuk ke sana dan ke sini untuk membenahi koper bos mereka, ya. Begitulah Haidar, dia tak perlu repot repot untuk berbenah sendiri.
"Tidak, kamu harus sekolah!" larang Haidar sembari menatap putranya dengan serius menunjukkan pada Ken kalau itu adalah larangan yang mutlak.
Mendengar nada suara papanya yang penuh ketegasan, Ken menunduk. Dia jadi tidak bersemangat untuk sekolah.
Dia pun sangat rindu pada neneknya yang jauh di sana, jarang jarang Haidar pulang kampung mendadak.
Kapan lagi Ken punya kesempatan untuk melihat neneknya lagi jika tidak ikut dengan papanya.
"Saya ikut!"
Suara gadis itu menarik perhatian Haidar dan Ken, serta beberapa pelayan yang sejak tadi sibuk langsung berhenti dan menatap tak yakin pada Wiyana.