"bu Han kenapa ketawa sih? aku kesel loh bu. ibu tuh harusnya dirumah bukan keluyuran" ujar Yechan. "ahaha nggak. ibu cuma lucu saja melihatmu menghawatirkanku. makasih ya Yechan. kalau nggak ada kamu, ibu udah gitu deh" jawabku. "Woonha!" panggil Doojin yang tiba tiba muncul. "Doojin! kamu kok bisa sampai sini? padahal wilayah ini sepi loh" tanyaku. "ah..tadi..tidak sengaja kebetulan lewat sini. kamu..pucat sekali. biar aku antar pulang" tawarnya. "ah..terim-". "nggak. bu Han pulang sama aku" ujar Yechan cepat. "ah..be..begitu ya?" ucap Doojin. "Yechan, kamu pulang dulu aja tidak apa apa. ibu juga ada urusan sama Doojin" ucapku. Yechan seketika menggandeng tanganku. eh?. aku melihat tanganku yang digandeng Yechan. "bu..beneran nggak apa apa?" tanya Yechan. aku melepaskan gandengan nya dan menepuk pelan pundak nya. "ibu baik baik saja. pulang dan istirahatlah. sampai ketemu sama ibu besok sore ya" ucapku. "Doojin, ayo" ajakku. aku dan Doojin berjalan lebih dulu.
Dajeong part:
aku menghampiri Yechan. "Yechan, kamu curiga nggak sama Doojin?" tanyaku. "iya. mana bisa dia tiba tiba muncul di situasi ini. aneh sekali" jawabnya. "Yechan, kamu..suka sama bu Han?" tanyaku. dia menoleh. "nggak!! nggak lah haha. ck..ada ada aja" jawabnya spontan. "yakin? kok se khawatir itu? pakai pengang tangan lagi. sudah siap kalau bu Han ditembak Doojin?" tanyaku jail. "hah?! bu Han mau ditembak? wah gak boleh jadi" jawabnya kesal. "pfft hahaha bercanda bercanda. memang benar kamu suka tapi gengsi. duh..yaudah ya bye" ujarku pergi.
saat di perjalanan bersama Doojin ekspresiku berubah. aku melihat 2 sahabat yang bercanda di tempat aku dan Nayun dulu. aku memberhentikan langkah dan melihat 2 sahabat akrab itu. di pikiranku terlintas kalau aku dan Nayun sedang bercanda. tanpa sadar aku malah meneteskan air mata. "eh? Woonha? kenapa menangis?" tanya Doojin. ah aku sadae dan segera mengelap air mataku. "ah nggak apa apa. aku hanya teringat sahabatku dulu. Nayun Seo, aku merindukan nya. sudah lama kita tidak bertemu. apa dia marah dan tidak menghubungiku" ujarku. "Nayun Seo? sebentar..seperti pernah kenal. ah! rambut pendek, hitam dan tinggi kan?" tanyanya. "iya! kok kamu tahu?" tanyaku. "rumahku berdekatan dengan nya, tentu saja aku ken-". "kau tau dia dimana sekarang?! antar aku kesana" potongku. "tapi maaf, dia sudah meninggal" jawabnya. "ap..apa? meninggal? kapan?" tanyaku. "sekitar 5 bulan yang lalu. sepertinya dia depresi berat. Nayun itu tomboy. katanya ada perempuan yang dia suka. terus malah perempuan itu membuang nya. walau aku heran kenapa dia suka perempuan, aku bisa menghargainya." jawabnya. aku diam seribu bahasa. Nayun..maafkan aku. ini semua salahku. "Woonha, misalnya kamu ditembak sama perempuan, kamu terima nggak?" tanya Doojin. "tapi maaf aku lurus. tapi aku bisa menghargainya. mungkin aku akan bilang..maaf aku lurus. aku bukan orang yang seperti itu. aku menyukai laki laki bukan menyukai perempuan. kalau itu dirimu, terserah saja. aku tidak akan melarangmu menyukai perempuan. tapi aku tolak cintamu, maaf jalanku dan jalanmu berbeda. begitu mungkin? haha" jawabku. "kamu..secara tak langsung menjawab itu. kau memang pantas dibunuh Woonha! itu sama saja kau menolak nya dasar! aku benar benar benci padamu. kukira kau menghargai dan menerima cintanya. huh..rasa suka ku langsung hilang ketika kamu bilang begitu. aku benci dirimu. aku akan membunuhmu" guman Doojin dalam hati.