Chereads / KU SIA SIAKAN HAL TERPENTING DALAM KEHIDUPAN / Chapter 17 - Berjuang Sendiri

Chapter 17 - Berjuang Sendiri

Dan seperti biasa Ishita lanjut menghancurkan dunia dan dia sudah selesai meratakan Asia Timur walaupun dia sedang bertarung namun penghancuran dunia tetap saja bergerak bahkan terlihat banyak sekali asap hitam karena banyak kecelakaan kendaraan ada balita yang terpisah dari orang tuanya namun sudah hangus dibakar Ishita

"Ah, betapa sakit nya, betapa sakit nya berjuang, namun jika aku tidaj berjuang aku tidak bisa meraih kebahagiaan"

"Mia...."

"Kamu masih terlihat cantik ya?..."

"Lyna... Kamu juga sangat imut"

"Reine sepert biasa kau sangat kuat"

"Aku tidak tau mengapa begitu sakit di hatiku"

"Aku hanya butuh seseorang memeluku dan berkata"semuanya akan baik baik saja" Ishita meneteskan air matanya

"Ah.. Ibu bagaimana jika kau memeluku dengan erat dan berkata seperti itu?"

Ishita kecil yang melihat Ishita dewasa meneteskan air matanya merasa senang jika Ishita sudah menyadari perbuatanya

"Akhirnya kau mengerti juga.. Diriku..." Ucap Ishita kecil dengan tersenyum

"Hah?"

"Apa katamu?" Bantah Ishita dewasa dengan kesal

"Aku tidak tau kau sebenci apa denganmu.. Tidak dengan diriku"

Ishita dewasa pun terkejut melihat Ishita kecil memahami perasaanya

"Kau ingin aku kuat kan?" Ishita kecil berdiri sembari mengucap kalimat itu

"Tapi apa artinya kuat jika akan berakhir seperti ini?" Ishita kecil menghampiri Ishita dewasa

"Benarkan?"ucap Ishita kecil dengan tatapan kosong

"Kau tidak mengerti"

"Menyingkirlah"

"Aku akan membunuh musuhku"

Ishita pun menambah kekuatan 1 juta malaikatnya yang terbang diatas gedung, Ishita menambah kekuatan malaikatnya dengan menambahkan hujan asam dan batu neraka

"Hah?!" Reine terkejut

"Kakak..." Lyna terkejut karena Ishita menambah kesengsaraan orang

Samuel dan Lucifer pun sedang sibuk menyerang Ishita

"Lyna apa yang terjadi?" Ucap Mia Yang baru saja sampai dari pingsanya

"Kakakk.. ~" Lyna pun pingsan dan bermimpi

Begitu gelap seperti biasa dia melihat cahaya dan tak salah lagi orang itu adalah Ishita kecil

"Kakakk" teriak Lyna dengan berlari mendekati Ishita kecil

"Jangan mendekat!" Sekejap Lyna menghentikan langkahnya

"Ada apa?"

"Dengarkan aku"

"Kau sekarang boleh mendekat" Ucap Ishita kecil dan Lyna pun mendekat

"Pegang tanganku"

"Hueh?, ada apa ini?"

"Cepat pegang saja" mereka berdua pun saling berpegangan tangan dan menjelajahi ingatan Ishita dewasa

Terlihat ada Ishita yang sedang galau memikirkan masa depanya namun dia kembali bangkit dan mengatakan pada dirinya sendiri

"Semuanya akan baik baik saja Ishita.."

Dan mereka menjelajah ingatan lainya dan melihat Ishita yang sedang galau kembali

"B-bagaimana aku bisa menghasilkan uang? Aku masih menjadi beban orang tuaku orang tuaku juga tak se kaya orang lain"

"Dia begitu memikirkan masa depanya iya kan Lyna?" Ucap Ishita kecil sembari menoleh ke arah Lyna

"Aku tidak pernah melihat ekspresi kakak seperti itu"

"Baiklah ingatan selanjutnya..." Ucap Ishita dengan menggandeng tangan Lyna dan membuka pintu ingafan dan melihat Ishita yang sedang duduk di atas rumah

"Apakah jika aku mati semua bebanku akan hilang?" Ucap Ishita menatap langit dengan tatapan kosong

"Tidak, tidak, Ishita kamu tidak boleh mati" ucap Ishita dengan menepuk kedua pipinya

"Baiklah aku akan masuk saja"

"Aku akan menunjukanmu sisi lain diriku" ucap Ishita kecil

"Jadi selama ini kakak berjuang sendirian menghadapi beban bebanya?" Desah Lyna dengab merengek karena merasa kasihan pada Ishita

"Iya"

"Kenapa?, kenapa kamu menyembunyikan semua ini Ishita?!" Teriak Lyna kepada Ishita kecil

"Aku tidak ingin merepotkan orang lain, walaupun aku sangat memtuhkan bantuan mereka" ucap Ishita dengan tatapan kosong

"Dengarkan aku Lyna"

"Tidak ada cara lain untuk menghentikan diriku saat menghancurkan dunia"

"Selain kamu harus membunuh diriku yang sedang menghancurkan dunia" ucap Ishita kecil dengan tatapan serius