Menunggu Jake bercerita tak hanya Sartika yang jadi ikut-ikutan melayang. Nilam pun demikian. Gadis itu malah jadi teringat pertama kali dia bisa mengenal keluarga dimana sekarang dia bekerja.
Lepas ashar, Nilam berjanji akan melihat kebun di belakang paviliun yang sedang dibangun Nurpidin.
Gadis itu keluar dari pintu samping, dikuncinya pintu, sebelum berjalan di jalanan setapak berbatu menuju kebun cabai yang terlihat sudah mulai berbunga.
Di sebelah kanan dan kiri jalan berbatu yang dilaluinya, pohon pepaya tumbuh rimbun. Bunganya yang berwarna putih terlihat sedang mekar semarak.
"Hei," seru Nurpidin tiba-tiba mencegat jalannya.
"Uda dari mana?" Nilam menghentikan langkah.
"Aku baru saja membantu Pak Johan mengambil air kolam, dan menambahkan sedikit semen untuk bahan memplaster dinding kamarmu."
"Oh."
"Nilam mau kemana?"
"Ke belakang. Aku ingin melihat kebun bersama Ibu."
Wajah Nurpidin terlihat begitu cerah mendengar apa yang baru saja dikatakan gadis di depannya.