Wajah wanita itu pucat pasi, matanya membeliak seperti baru saja melihat hantu. Namun Jake sama sekali tidak terlihat prihatin dengan kondisi itu.
Jake berhenti tepat di hadapan Aira. "Apa yang telah kau lakukan pada Ami?" todong Jake pedas.
"Aku tidak melakukan apa-apa." Kedua tungkai kaki Aira masih gemetar saat suara berhasil keluar dari mulutnya.
"Sepertinya kamu memiliki banyak alasan, untuk membungkam adikku." Suara Jake terdengar murung dan dalam.
Perkataan Jake yang terasa selalu menyudutkan itu akhirnya membuat Aira kesal, "Mengapa kamu repot sekali menyuruhku mengurusi adikmu?" tanyanya geram.
"Mau mencari alibi?" Jake terdengar sinis.
"Aku tak butuh alibi kalau hanya ingin melindungi diri. Maaf kamu datang tidak di waktu yang tepat. Aku sedang tak ingin berdebat, permisi."
Aira membalikkan tubuh, tapi Jake segera mencengkram lengannya. "Aku belum selesai bertanya, jadi kamu tak bisa pergi begitu saja."
