Di sepertiga malam Kanaya bermunajat. Kedua tangan gadis itu menadah di bawah mukena putih yang dikenakannya.
Dalam kepasrahan yang penuh, air matanya mengalir deras. Adakah yang mau menyia-nyiakan malam ramadhan yang penuh berkah ini?
Di bilik lain, di antara dera rindunya pada Valeria dan Hans, Aira pun melakukan hal yang sama.
Ia mencoba memasrahkan diri pada Sangpencipta. Aira bersimpuh di atas sajadah.
Kenangan manis di masa silam tiba-tiba menyeruak dalam benaknya.
Masa-masa dimana dia masih begitu leluasa merasakan pelukan hangat Tante, Om serta semua orang-orang yang mencintainya.
Aira jadi ingat suatu kali Om dan tantenya pernah meninggalkan Aira kecil di rumah Nenek, di Semarang.
Kedua orang tuanya itu harus ikut mengantar Ema bersekolah ke luar negeri.
"Aira tinggal sama Nenek dulu ya, sayang. Om dan Tante pergi sebentar mengantarkan Kakakmu untuk belajar, supaya nanti Kakak menjadi orang cerdas dan pintar."