"NAH, Om masih belum ingat, kalau Hayya sudah pamitan kemaren kepada Om?"
Hans berusaha mengingat-ingat, apa yang pernah dikatakan ponakan bungsunya itu kepada dirinya.
Lama lelaki itu tertegun. Lalu bayangan gadis langsing berkacamata itu perlahan-lahan muncul di ruang matanya.
"Om."Rengek Hayya.
"Hm." Hans tak mengangkat wajahnya dari koran pagi yang tengah asyik dibacanya itu
"Beli tiket untuk pemberangkatan sore ya, Om. Aku nggak mau sampai nggak ikut ke bandara ngantarin Om." Rengek gadis itu kembali.
"Memangnya ada yang berangkat pagi?" Hans tiba-tiba saja ingin mencandai gadis itu.
"Ada dong. Tergantung Om mau berangkat dengan pesawat apa?" Ema ikut nyeletik dari balik bar mini dimana dia tengah menyediakan sarapan.
"KLM atau Singapore Air Lines." Lanjutnya seraya meletakkan cangkir berisi teh di meja di samping Hans.
"Emirad aja yang lebih nyaman." Halsow ikut nyeletuk di pembicaraan kedua orang itu.