Ibnu melangkah cepat-cepat, begitu melihat andong yang ditunggunya sudah datang. Ia tak ingin pagi-pagi sudah membuat kedua orang tuanya marah lagi.
Setelah semalaman tak pulang ke rumah, pasti ada saja yang akan ditanyakan Ibu dan Ayah, perihal keberadaannya yang hilang begitu saja di tengah malam buta.
Tak disangka kalau jarak rumahnya ke rumah kong Aben itu lumayan jauh. Ibnu baru sadar saat andong itu membawanya kembali ke kampung. Kalau semalam dia mampu berjalan kaki sejauh itu, pasti karena dirinya sedang dikuasai amarah.
Beda hal nya dengan saat ini. Setelah matahari muncul di ufuk timur, setelah dia melihat dengan mata terbuka. Barulah Ibnu sadar, betapa jauh jarak perjalanan yang telah ditempuhnya semalam.
Kong Aben tidak terkejut melihat kedatangannya, pendekar tua itu hanya menyilahkan Ibnu menaiki rumah panggungnya yang kecil.