"KENAPA Kakak pakai sungkan pula dengan saya," ledek Hendri pada Aisyah.
"A-anu dek Hen. Aku cuma khawatir kalau Neng Aira agak rewel bila tidak melihat saya," katanya ragu-ragu.
"Oh, iya saya lupa kalau Aira begitu dekat dengan Kakak."
"Lalu bagaimana baiknya?" Sandi ikut
melibatkan diri dalam percakapan itu.
"Sebaiknya Kak Aisyah saja yang pulang bareng istri saya." Hendri menoleh kepada Selli yang masih duduk di samping Hana yang nampak tertidur dengan tenang.
"Nggak Usah Mas Hen. Biar Kak Aisyah pulang dengan kalian saja. Insya Allah aku bisa sendiri kok menemani Hana di sini."
"Mas Sandi yakin?"
Sandi meminta supaya Aisyah pulang lebih dulu, agar Aira tidak rewel saat dia terbangun nanti.
"Ayok Kak Aisyah, tak perlau sungkan pada saya." Sandi ikut menyemangati wanita yang terlihat ragu-ragu itu.
"Kalau begitu saya ijin pulang dulu, Mas." Aisyah berpamitan.
"Hati-hati di jalan." Sandi menerima uluran tangan Aisyah yang terlihat sama ragu dengan suaranya.