Bagaikan Siti Noerbaya, Hana juga menidurkan semua keduniawiannya di sini. Lereng bukit Lampu di kota yang panas, menjadi saksi untuk yang kesekian kali, menjadi perempuan kedua memang banyak resikonya.
Kalau sekarang anak gadis majikannya itu datang dan bermaksud menetap adalah hal yang sangat membahagiakan bagi Sartika.
Dengan begitu dia bisa membalas semua kebaikan Hana kepadanya selama ini. Dia akan melayani bidadari kecil Hana itu dengan penuh kasih sayang dan akan memperlakukan Aira seperti anaknya sendiri.
Sartika ingin membagi kasih sayang yang mungkin tidak pernah sempat dikecapnya dengan utuh dari seorang perempuan yang dipanggilnya Ibu.
Sartika tersadar dari lamunannya saat di kejauhan dilihatnya Aira berjalan ke arah kebun belakang. Bergegas perempuan paruh baya itu menyusul ke tempat Aira berdiri.
Gadis muda itu menggunakan jeans biru langit, sungguh terlihat pas di kakinya yang ramping.
