~The journey of life is not meant to be feared and planned. it is meant to be traveled and enjoyed. ~
"Nenek.... Jolene lapar " ucap seorang gadis cilik. dengan rambut kumal. dan berpakaian lusuh. pada seorang nenek tua renta. yang sedang berusaha menanak nasi ditungku pembakaran. mereka berdua tampak duduk didepan tungku. dengan sebuah dingklik (kursi kecil yang terbuat dari papan kayu). dan tampak berusaha menyalakan tungku agar api tetap menyala didalamnya.
" Sabar ndukk... belum matang nasinya."
" Begitu juga, sudah bisa dimakan kokk nek..."
" sebentar lagi yahh... ini masih keras ndukk" ucap nenek tua itu lembut. meminta cucu kesayangannya menunggu sebentar lagi.sembari mulutnya meniup niup kearah tungku. agar api dalam tungku kayu bakar itu menyala lebih panas.
Jolene rupanya sudah sangat lapar. gadis kecil berusia Delapan tahun. dan baru bersekolah kelas tiga sekolah dasar itu. telah menahan laparnya sedari kemarin.
Hari ini neneknya baru mendapatkan beras raskin. pemberian pak RT. jadi dengan segera langsung dimasak untuk cucunya. Setelah beberapa hari terakhir mereka hanya bisa makan pisang mentah yang direbus. karena tidak ada lagi persediaan makanan dirumahnya.
Nenek dan cucu ini tinggal disebuah rumah sederhana yang sudah tampak reyot. tetapi masih bisa untuk ditinggali. yang kanan kirinya adalah kebun mereka sendiri yang ditanami. pohon pisang. pohon singkong. dan beberapa sayuran hijau liar disana.
sehari hari mereka tidur dengan ber alaskan tikar yang digelar dalam sebuah dipan dari kayu sederhana. dengan dua buah bantal usang dan beberapa lembar selimut.
Ibunda Jolene telah tiada saat Jolene berusia dua tahun. karena kecelakaan lalu lintas. sedangkan ayahnya menghilang entah kemana pasca kematian ibunya. begitulah mengapa Jolene kini hanya tinggal berdua bersama dengan neneknya didesa itu.
Akhirnya Setelah bersabar menahan laparnya sekian lama. Jolene dapat makan nasi yang dimasak oleh neneknya. dengan lauk sayur daun singkong dan ikan asin. seadanya. mereka tampak saling melempar senyum bahagia. dan dengan lahap makan seluruh masakan didepan mereka.
"Enak.... enak.... enakkk.... humm" celoteh Jolene dengan raut wajah bersinar bahagia. sambil mengunyah nasi beserta lauknya. memasukan kedalam mulutnya hingga penuh. dan belepotan. yang disambut senyum hangat nenek. seraya mengelus rambut kusam cucu kesayangannya itu.
*
*
*
" wooo gak pakek celana woooo!!!
Empat Anak lelaki tampak merundung Jolene. membuka paksa rok seragam sekolahnya yang berwarna merah dan Tampak kusam itu. dari arah belakang Jolene secara tiba tiba.
Sontak Jolene tampak langsung mengapit rok seragamnya agar tidak bisa dibuka lagi oleh anak anak lelaki nakal itu.
Sambil wajahnya cemberut penuh amarah.
Jolene telah terbiasa dengan perundungan oleh teman sekelasnya sejak kecil. sejak dia masih dikelas satu sekolah dasar. ehh bukan... sejak dia masih berusia dua tahun. sepeninggal ayah dan ibunya tepatnya. keadaan Jolene yang serba kekurangan dan tidak punya orang tua. membuatnya menjadi bahan olok olok teman dan tetangganya.
Yang alih alih sok prihatin dengan kondisi Jolene dan neneknya. padahal realitanya mereka sedang mengunjing dan men tertawa kannya.
Jolene Emily sudah terbiasa dengan perundungan dan bullying dari teman teman sekolah juga tetangga. untuk itu dia lebih senang bermain dengan kucing. ayam. anjing. atau binatang binatang liar lainnya yang tidak sengaja dia temuinya.
Karena tidak mungkin bagi Jolene untuk memelihara binatang itu satupun. bagaimana mungkin. untuk makan dia dan neneknya saja susah. bagaimana mau memelihara binatang. sungguh hanya mimpi belaka. dari pada nanti binatang peliharaan dia mati karenanya. lebih baik membiarkan mereka bebas di alamnya.
"Ngapain kau bengong disitu... menghalangi pembeli saja.... pergi sono" teriak mbok Sri. pada Jolene yang tampak berdiri mematung melihat ke arah etalase kaca. di warung jualannya dari luar.
Huhhh paling mau ngutang mie instant lagi... bikin seret rejeki orang saja nih anak. dasar anak pembawa sial. umpat mbok Sri.
" Mbok Sri.... aku disuruh nenek.mau ngutang mie nya dua bungkus" ucap Jolene gugup. huhhh betul khan dugaanku. ngutang menehh. udah hafal. dari lagaknya huftttt.
"Lahh utangee yang dulu sudah sampek seratus ribu belum dibayar juga. sampai sekarang. .... mbok Sri gak ngutangin lagi. bilang begitu ke nenekmu. mbok Sri bisa bisa dibikin bangkut sama kalian kalau begini..." sahut mbok Sri lantang. dengan wajah dongkol dan cemberut.
"kata nenek hari selasa sudah dapat bantuan dari pak RT. jadi hari selasa utangee dilunasi semua mbok..."
"Bener begitu...."
"Enggeh.... betolll... nenek udah tanya ke pak RT langsung tadi pagi"
"Awass kalau hari selasa ngaret lagi.... gak bakal diutangiin lagi yoww...."
" Iyaaa mbok... janji....begitu kata nenek... " ucap Jolene dengan ekspresi meyakinkan mbok Sri. sambil memperlihatkan gigi kuningnya.
Enam tahun kemudian....
"Jolene.... kamu ikut bibikmu ke Jakarta... biar bisa melanjutkan sekolahmu nduk...."
"Terus nenek tinggal sama siapa... kalau Jolene pergi...."