Kirana Larasati tidak dapat menyangkal bahwa dia tidak membenci ciuman Irfan Wiguna, dan dia bahkan sedikit merindukannya.
Meskipun dia terus berkata pada dirinya sendiri bahwa pria ini bukanlah pria yang bisa ia dapatkan, tapi ketika bibirnya tertutup, semua pikirannya ikut terbawa dengan suasananya.
Kirana Larasati lelah dengan dirinya sendiri, dan pada saat ini dia hanya dapat menemukan alasan untuk dirinya sendiri yang bukan alasan.
Dia minum terlalu banyak dan tidak bisa mengendalikan hatinya, jadi biarkan dirinya melepaskan diri kali ini.
Kirana Larasati memeluk leher Irfan Wiguna dengan kedua tangan dan mulai menanggapi ciumannya dengan antusias.
Tanggapan antusias Kirana Larasati membuat ciuman itu semakin kuat dan tidak terkendali, menyebabkan bagian tertentu dari Irfan Wiguna, yang selalu bijaksana, mengalami reaksi fisiologis.
