Tetapi ketika Kirana mengulurkan tangannya untuk membuka pintu kamar mandi, Irfan tiba-tiba meraih tangannya dari belakang, dan Kirana berbalik dengan keras dan mendarat langsung di pelukan Irfan.
"Kirana."
Irfan memeluk Kirana dengan penuh semangat, karena takut Kirana akan menyelinap begitu dia santai.
"Apa yang kamu lakukan, lepaskan, itu akan membangunkan kedua anak itu."
Kirana berbisik, tetapi tidak berani menatap Irfan, karena saat Irfan memeluknya, air mata keluhan mengalir keluar.
Pelukan pria ini bukan miliknya, tetapi dia telah memikirkannya dengan rakus. Namun, saat dia dipeluk dalam pelukannya, dia merasa rendah hati dan menyedihkan, seperti dipeluk oleh amal orang lain.
"Jangan lepaskan."
Irfan tidak ingin membiarkannya pergi sepanjang hidupnya, dan jika dia melepaskannya saat ini, hatinya akan sakit seumur hidup.
"Lepaskan, kita tidak bisa melakukan ini. Kamu punya tunangan, dan tidak etis bagi kita melakukan ini."