Kirana Larasati menatap Irfan Wiguna dengan mata tertegun sejenak.
"Wanita yang telah kamu tunggu selama bertahun-tahun akhirnya kembali. Aku pikir kamu seharusnya ingin segera menikah. Tidak masalah apakah aku cemas, selama kamu bahagia."
"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membujuk anakku, dan mungkin mereka akan menerimanya saat kamu siap untuk pernikahan."
Apa yang bisa dikatakan Kirana Larasati, apa yang bisa dia ubah, dan apa yang bisa dia harapkan dari pria yang tidak menyukai dirinya sendiri?
Dia sangat tidak penting di mata orang lain, jadi apa yang bisa dilakukan jika dia cemas atau tidak.
"Kamu seharusnya mendengar apa yang aku katakan. Jika aku mengatakan tunda, aku akan menundanya, dan menunggu sampai anak itu menerima bahwa aku akan menikah."
Irfan Wiguna membuat api tanpa nama, dan suaranya meningkat tanpa disadari.
"Kalau begitu lakukan apapun yang kamu mau, kamu yang mengontrol urusanmu."