"Aku baik-baik saja, tidak sedang sakit kepala." Irfan berbisik.
Meskipun dia minum alkohol, dia selalu kesal dan tidak bisa tidur sama sekali. Begitu Kirana membuka pintu, dia mendengar suaranya, dan berdasarkan sedikit langkah kaki, dia memutuskan bahwa orang ini adalah Kirana.
Perilaku Kirana, Irfan tahu bahwa dia peduli pada dirinya sendiri bahkan tanpa melihatnya, karena takut sakit kepala lagi.
Ini membuat Irfan sangat menghangatkan hati, dan tidak tahan membiarkan Kirana pergi seperti ini.
-----
Kirana berbaring di pelukan Irfan, jantung Kirana berdebar kencang, tapi dia memaksa dirinya untuk berbicara dengan tenang.
"Apakah Kamu bangun atau terjaga oleh aku?"
"Tidak tidur, aku tidak bisa tidur."
Suara dalam dan magnetis Irfan mengandung depresi yang tidak terkendali, yang membuat Kirana merasa tertekan.
"Apakah mengalami masalah dengan bisnis resmi? Bisa aku bantu?"