Kedua tangan Rian bergetar. Meskipun ia adalah seorang detektif, masih saja ia belum berpengalaman dalam menghadapi orang-orang yang berhati jahat. Dia menelan ludah sesaat.
Thea tersenyum ketika melihat Rian mengompol di celana. Ingin rasanya ia tertawa keras, tetapi ia tahan. "Kamu mengompol, ya?" sindir Thea yang masih menahan tawanya.
Rian malu karena melihat celananya yang basah. "Sudah sana, ganti dahulu. Biar data-data ini aku lihat," ujar Thea yang tak mau melihat pemandangan yang menjijikkan seperti itu.
Rian pun menurutinya. Dia pergi untuk mengambil celana di tasnya. Thea menggelengkan kepala. Kepergian Rian menyebabkan dirinya tertawa lepas. Dia tak menyangka ada detektif sepolos Rian.
"Lucu sekali dia," gumam Thea yang diselingi dengan tawanya yang menggelegar.
Bibirnya berubah posisi menjadi datar pada saat ada tahanan yang memperhatikan tingkahnya. Thea melotot tajam ke arahnya. Tahanan yang berada di jeruji besi itu tak berani menatapnya lagi.