Xyever membelai rambut Divya yang berposisi tengkurap. Gadis itu tak menoleh, dia begitu sibuk membaca komik. Xyever mengecup kening Divya secara lembut.
Hal itu masih tak membuat Divya menoleh. Lenguhan Xyever terdengar di telinga Divya, seperti suara angin yang cepat menghilang. Xyever tak kehilangan ide.
Dia berusaha agar mencari perhatian Divya. Dia mendekatkan bibirnya pada bibir Divya. Cup… cup… hanya dua kali saja membuat Divya melayangkan tinju pada wajah Xyever.
"A-apa yang kamu lakukan?" Wajah Divya memerah, tetapi ia tak bisa menyembunyikan kekesalannya.
"Habisnya sih kamu cuekin aku. Baca komik sih aku enggak larang, tetapi setidaknya lirik aku gitu," protes Xyever.
"Memang kamu siapa harus aku lirik? Suka suka aku dong mau lirik kamu atau enggak," ketus Divya sambil melanjutkan membaca komik.
"Dasar ya kamu ini…," ujar Xyever. Dia menghentikan pembicaraannya, lalu ia memilih menarik Divya dan menggendongnya.
