Jantung Kyra berdetak kencang. Hatinya gelisah. Bukan gugup berada di dekat Keenan, melainkan timbul rasa takut ketika melihat tatapan serta ekspresi wajah pria itu. Dia merasa kalau Keenan memiliki rencana lain. Sorotan mata yang dingin serta tajam menjadi ciri khas pria itu.
Keenan menyentuh dagu Kyra, sepasang mata Keenan memperhatikan mata indah wanita itu seperti tak ingin lepas . "Semua aturan darimu akan aku setujui, tetapi aku punya satu aturan lagi."
"Apa itu?"
"Viena!" panggil Keenan.
"Iya, Tuan muda." Viena bergerak cepat.
"Lepaskan Chiano!" seru Keenan.
"Hah? Mampus! Chiano enggak bisa melihat orang lain, kecuali Keenan," batin Xyever.
"Anjing sialan itu kenapa malah dibawa-bawa segala," ucap Harrison.
Dia tak melupakan insiden kejar-kejaran antara dirinya dengan Chiano. Chiano yang berlari lincah hampir menggigit kakinya. Dia menggelengkan kepala, tak ingin sesuatu seperti itu terjadi lagi.
Tak hanya Xyever dan Harrison saja yang merasakan ketakutan, Cavero dan Devano juga bernasib sama. Kalau Cavero bersembunyi di tong sampah untuk melarikan diri. Namun, Chiano sangat cerdas, binatang itu tahu keberadaan Cavero.
Tong sampah dipukul dengan badan Chiano hingga terjatuh. Tak habis pikir, Cavero yang lebih berat ketimbang Chiano, malah bisa membuat tong sampah terjatuh begitu saja.
Cavero melarikan diri lagi. Kebetulan, ada seekor kucing di dekat Cavero. Ia memanfaatkan hewan itu untuk melepaskan diri. Cavero tak peduli apa yang terjadi pada kucing itu, yang terpenting, ia berhasil lolos.
Berbeda dengan ketiga pria itu, tangan Devano pernah digigit Chiano hingga berdarah. Beruntung, tak ada masalah serius yang terjadi pada tangannya. Kehadiran Chiano mungkin akan mengubah segalanya.
Walau kengerian sulit terlupakan di hati mereka, Viena tetap menjalankan perintah Keenan. Wanita itu sering diberitahu cara menjinakkan Chiano oleh Keenan, walau cukup sulit menjinakkan anjing itu.
Kyra semakin ingin tahu segalak apa Chiano. Dia tak sabar bertemu anjing itu. Dia berpikir apa mungkin kedua makhluk itu tidak ada bedanya? Kyra dan Keenan menepi terlebih dahulu dari kolam.
Sedangkan, keempat pria lainnya memilih berada di kolam. Mereka hanya tak ingin bertemu Chiano. Keenan tertawa melihat tingkah laku mereka. "Ternyata kamu bisa tertawa lepas begini, ya," ujar Kyra.
"Tentu saja bisa. Kenapa? Kamu sudah mulai jatuh hati padaku karena aku tertawa begini?" Keenan menatap Kyra cukup intens. Jarak diantara kedua bibir mereka sangat dekat. Bukan bergerak mundur, Kyra melihat Keenan dengan berani.
"Kamu salah. Aku semakin kasihan dengan…." Guk… Guk… Guk… Suara anjing mengagetkan Kyra sesaat. Tanpa sadar ia malah memeluk Keenan. Pria itu tersenyum. Kyra semakin mempererat pelukannya.
"Apa pelukanku begitu hangat sehingga kamu tidak bisa melepaskanku?" bisik Keenan. Ketika kepala Kyra mendongak, tanpa sengaja bibirnya menempel pada bibir Keenan.
Kyra menjauhkan diri dari pria itu, namun Keenan malah menariknya. Ia memperdalam ciumannya. Ciuman itu berbeda dibandingkan ciuman Harrison atau Cavero. Walau terlihat intens, tetapi sangat lembut dan berperasaan. Kyra tak menyangka bibir Keenan selembut itu.
Kyra seakan-akan terhipnotis oleh ciuman itu, ia mematung. Chiano berjalan di belakang Kyra. Suara lolongan yang tajam membuat Kyra mendorong Keenan dalam sekejap. Keenan tertawa puas walau agak kesal didorong seperti itu. Kyra mengepalkan tangan, ingin memukul Keenan.
Namun, Chiano mengekori Kyra, tak ingin melepaskannya. Kyra menghela nafas, dia mengumpulkan keberanian untuk menghadapi anjing berjenis pitbull terrier itu. Ia menatap tajam, bukan merasa terintimidasi, Chiano menggonggong dengan tajam. Ia mendekati Kyra.
"Pantas saja mereka ketakutan, dia tidak mudah dihadapi, sama seperti pemiliknya yang tidak mudah dihadapi," sindirnya sambil melirik Keenan.
"Kamu saja yang enggak tahu cara menanganinya dengan baik." Keenan mendekat. Suara gonggongan Chiano menggema di telinga Keenan. Pria itu berjongkok, memposisikan dirinya sejajar dengan Chiano.
Keenan tersenyum tanpa rasa takut, ia membelai lembut Chiano seperti anjing yang sangat jinak. Padahal, dari dulu anjing jenis pitbull susah sekali dijinakkan oleh seseorang termasuk pemiliknya sendiri. Walau dengan sentuhan tangan, belum tentu bisa menjinakkan Chiano.
Hanya Keenan yang mampu menjinakkan anjing itu. Chiano tampak tenang bersama pria itu, bahkan ia bisa bermanja-manja ria dengan pemiliknya. Entah sihir apa yang dipakai Keenan pada anjing itu.
"Lihat, aku! Dia aja nurut banget."
"Mungkin, karena kalian berada dijalan yang sama. Kenapa kalian tidak nikah saja sekalian? Aku rasa kalian saling memahami." Kyra melipat kedua tangannya.
"Kamu tidak lihat jenis kelaminnya? Kita sama-sama cowok."
"Kalau dia cewek, kamu mau?"
"Kalau anjing ini berubah bentuk menjadi manusia, aku akan mempertimbangkannya. Apalagi, kalau perempuan itu adalah..." Keenan berdiri, lalu menarik pinggang Kyra. Wanita itu tak ingin kejadian sebelumnya terulang kembali, ia mendorong Keenan. "Chiano!" teriak Keenan.
"A-apa yang kamu lakukan?" Kyra ketakutan saat Chiano mendekatinya.
"Kalau kamu bertindak begitu berani, aku akan panggil Chiano untuk menghukummu." Keenan mengeluarkan senyuman khasnya, senyuman iblis.
"Dasar iblis!" seru Kyra.
"Keenan, sebaiknya aku pulang saja ke rumahku," kata Xyever. Ia tak mau berlama-lama berada di dekat Chiano.
"A-aku ingin pergi ke rumah Xyever. Ada buku yang ingin aku pinjam darinya," ucap Cavero beralasan.
"Sialan, mereka bisanya kabur seperti semut," batin Harrison. Hanya Devano dan Harrison yang tetap berada di kolam. Sedangkan Cavero dan Xyever beranjak dari sana. Ia berusaha sejauh mungkin dari Chiano.
"Chiano, kejar mereka! Jangan sampai ada yang lolos!" seru Keenan sambil menunjuk kedua pria itu. Chiano mengerti, ia langsung mengejar mereka dengan cepat.
"Kamu ini sangat kejam. Bagaimana kalau mereka terluka?" ujar Kyra.
"Itu semua salah mereka karena berani kabur. Mereka juga tidak akan mati. Kamu bisa tanya sendiri bagaimana Chiano menggigit Devano waktu itu."
"Tetap saja, itu terlihat kejam. Seharusnya, kamu…"
"Kalau kamu keberatan, kamu bisa menolong mereka berdua," kata Keenan. Dia sama sekali tidak memedulikan nasib Cavero dan Xyever.
"Dasar pria tidak punya hati!" Kyra meninggalkan Keenan sendirian, ia melihat Harrison dan Devano tak berkutik. Mereka takut jika bernasib sama seperti kedua pria tadi. "Kalian menepilah! Dia sibuk mengejar mereka berdua."
"Badanku terasa kaku, bisakah kamu meraih tanganku, Cantik?" kata Harrison.
Pria itu masih saja ingin memainkan trik. Kyra tidak memikirkan hal lain, ia meraih tangan Harrison. Namun, wanita itu malah ditarik olehnya hingga ia tercebur di dalam kolam.
"Ka-kamu!" Kyra ingin mendorong Harrison, tetapi agak susah. Pria itu memeluknya dengan senyuman yang memikat.
"Kamu harus bisa melepaskan diri dari sini jika bisa." Harrison mencium bibir Kyra dengan paksa. Kyra malah menggigit bibir pria itu. "Apa yang kamu lakukan?" seru Harrison. Kyra menatap berani. Ketika Harrison mendekati Kyra, Devano datang memasang tatapan yang sengit.
Mungkinkah akan terjadinya pertarungan yang hebat diantara mereka?