Keenan menendang dinding dengan kasar. Dia tak menyangka bahwa dirinya telah gagal berkali-kali. Kemarahannya telah berada di puncak. Detak jantungnya bergumuruh. Tekanan darahnya naik seketika.
Sedangkan perempuan itu menundukkan kepala. Tak ia sangka ada pria tampan yang datang menolongnya. "Te-terima kasih," ucap perempuan itu dengan perasaan gugup. Wajahnya merona.
"Kenapa kamu masih di sini? Pergi sana!" usir Keenan, bersuara lantang. Perempuan itu terkejut mendengar teriakan Keenan.
"Ikut saja denganku!" ucap Viena. Dia mengerti kebimbangan serta ketakutan yang dialami perempuan itu.
Keenan meratapi langit-langit. Dia tak menyangka jalan yang ia lalui begitu rumit. Dia tak tahu dimana letak kesalahannya. Dia berpikir semua rencananya berjalan dengan sempurna.
"Kenapa bisa jadi seperti ini?" teriak Keenan. Dia memaki-maki. Pria itu melampiaskan semua kekesalannya pada ruangan terbuka tersebut.