Viena memperhatikan sekitarnya. Dia mengingat-ingat dimana keberadaan perempuan yang ia lihat tadi. Senyumannya merekah. Sepertinya, ia telah mengingat. "Tuan muda di sebelah sana," seru Viena. Keenan mengikuti arahan Viena. Keenan mengerutkan kening.
"Kamu yakin tempat ini?"
"Saya sangat yakin, Tuan muda."
"Meskipun ini masih siang, kenapa tempat pencahayaan di sekitar sini begitu minim?" Keenan menempelkan kepalan tangannya pada dagunya.
"Saya juga tidak begitu mengerti. Awalnya saya berpikir tempat ini sangat aneh."
"Lebih luas daripada yang aku pikirkan. Baiklah. Mari, lupakan ini dahulu. Ke arah mana kita selanjutnya?"
"Hmm… sebelah sana," tunjuk Viena. Otaknya tak berhenti berpikir.
"Oke." Keenan terlebih dahulu melangkah ke arah yang ditunjuk Viena. Kedua matanya menyipit, memikirkan sesuatu.
"Tuan muda, ada apa? Apa tuan muda menemukan sesuatu?"
"Tempat ini seperti yang pernah aku lihat dahulu di koran."