Chereads / Temen Tapi Demen / Chapter 4 - Kebimbangan

Chapter 4 - Kebimbangan

Vina bingung dan merasa perasaannya itu adalah ketidakjelasan karena yang dia rasakan adalah sakit ketika melihat wanita lain datang menghampiri Farel atau pun wanita lain berhubungan dengan Farel.

"Kok gitu Vin kok cuman diem kan aku dari tadi ngomong sama kamu tapi kamu sama sekali tidak ada jawaban, aku hanya tanya kamu kenapa? Apa ada suatu kesalahan yang aku buat sampai bikin kamu tidak senang coba jelasin ke aku," ucap Farel kepada Vina yang terus-terusan tidak ingin mengatakan apa-apa.

Farel bingung sebenarnya ada apa dengan sahabatnya itu karena Farel tahu pasti dan mengetahui bagaimana karakter Vina, tetapi sekarang Vina tidak bisa di tebak karena dia seperti orang yang banyak masalah.

"Ya udah kalau kamu tidak mau bicara apa-apa kepadaku aku juga tidak ingin memaksakan jika memang tidak ingin bicara," ucap Farel.

"Kok jadi kamu yang marah sih Rel is apaan sih," ucap Vina kepada Farel.

Farel pun menatap mata Vina sembari mengatakan "Kamu gak kayak biasanya aku semakin curiga dengan gerak gerik mu, coba jujur!" ucap Farel kepada Vina.

"Apasih Rel kamu berbicara seperti lagi menginterogasi aku hih padahal aku juga gak ngapa-ngapain iss," kata Vina kepada Farel.

"Susah juga ya punya sahabat yang tidak mau jujur itu seperti kita adalah bukan siapa-siapanya padahal sahabatan sudah dari kecil dan malah sudah tau baik buruk satu sama lain eh giliran soal ginian jujur aja berat huh," ujar Farel kepada Vina.

"Ya ampun ngomong huh, iya jadi gini Rek aku gak tau kenapa tuh ya kok selalu merasa gak enak gitu kalau ngeliat kamu di samperin kayak tadi sama cewek lain gitu, aku juga enggak tau kenapa bisa jadi gini," ucap Vina kepada Farel.

Farek menatap mata Vina ketika Vina berusaha berbicara dan menjelaskan apa yang terjadi kepada Vina, Farel terus memperhatikan semua apa yang Vina ucapkan kepadanya.

"Tunggu-tunggu Vin ini dengan kata lain kamu suka sama aku eh maksudnya kamu kagum atau menyukai aku gitu atau apa sih kok bisa jadi gini ya Vin ini serius enggak sih ha," kata Farel kepada Vina.

"Ya pada kenyataannya seperti ini dan aku juga tau Rel kalau kamu banyak yang suka apalagi kalau kamu main basket pasti cewek se satu sekolah semua ngeliatin kamu kan," ucap Vina kepada Farel.

"Iya itu kan sudah jadi kebiasaan mereka Vin terus mereka juga mengidolakan ku karena aku jago basket itu doang kan gak ada lebihnya," ucap Farel kepada Vina.

Vina terdiam dan berhenti menjelaskan kepada Farel tentang apa yang dia rasakan dan dia pendam selama ini.

Kring kring kring

Bel pulang pun berbunyi waktunya semua murid harus pulang kerumah masing-masing.

"Tuh sudah bunyi bel nya, gimana kamu mau pulang aku anterin atau pulang sendiri atau gimana Vin," tanya Farel kepada Vina.

"Aku kayaknya bisa deh kalau pulang sendiri karena lagi pengen pulang sendirian aja sih Rel," ucap Vina kepada Farel.

"Lah biasanya juga aku yang ngantarin kamu pulang Vin, kok sekarang mau pulang sendiri sih Vin, ayolah aku aja yang ngantarin kamu Vin," ucap Farel.

Vina tetap tidak ingin di antar oleh Farel entah apa yang Vina pikiran sekarang tapi Vina menjadi seseorang yang berbeda dan tidak seperti Vina yang biasanya.

"Iya Rel tapi hari ini aku pengen pulang sendiri aja mungkin besok bisa kita pulang sama-sama lagi ya Rel hehe," ucap Vina.

"Iya Vin kamu hati-hati di jalan kalau ada apa-apa tinggal telpon aja aku langsung meluncur dan selalu ada," ucap Farel.

Akhirnya Vina pun pulang dan Farel juga pulang karena waktu sudah menunjukan waktu pulang sekolah.

Sesampainya di rumah Farel menaruh tasnya di atas meja belajarnya dan tidak melepas seragam sekolahnya dia memandang langit-langit kamarnya dengan berbaring diatas kasurnya dan memikirkan yang di ucapkan oleh sahabat nya itu.

"Benar gak sih Vina menyukai ku?" gumam Farel dari dalam hatinya.

Farel penasaran dengan apa yang di rasakan oleh Vina kepada dirinya karena sebelumnya Vina tidak pernah seperti ini.

Farel berbaring dan terus memikirkan tentang Vina, Farel merasa Vina menyukainya dan Farel pun merasakan hal yang sama sejak dulu sebenarnya karena mereka bersahabat Farel tidak pernah mengungkapan.

"Aku harus bagaimana berbicara kepada Vina karena persahabatan ini sangat berharga aduh," gumam Farel dengan pelan.

Farel terus-terusan bingung dan bimbang dengan perasaan yang sekarang sangat sulit untuk memilih salah satunya.

Ketika Farel tengah memikirkan sahabatnya itu tiba-tiba Ibunya datang ke kamar Farel.

"Rel kamu pulang sekolah kok malah langsung berbaring dan belum melepaskan baju sekolah sih," ucap Ibunya kepada Farel.

"Iya bu sedikit lagi ya masih pengen baring aku, karena merasa capek banget sehabis pulang dari sekolah bu," kata Farel.

"Iya tapi seharusnya di lepas dulu terus langsung mandi dulu biar segar setelah itu makan dan nanti boleh berbaring deh," ucap Ibunya itu.

Farel terdiam dan tidak menjawab perkataan Ibunya itu dan seakan akan Farel memikirkan hal yang berat dan Ibunya pun heran karena Farel sebelum nya tidak pernah seperti ini.

Ibunya memperhatikannya dan bertanya beberapa pertanyaan kepada Farel.

"Kok anak Ibu murung seperti banyak masalah seperti itu sih sebenarnya ada apa sih nak, coba di jelaskan kepada Ibu supaya masalah Farel bisa lebih ringan kalau di ceritakan atau di bagikan kepada Ibu," ucap Ibu Farel itu.

"Tidak ada apa-apa kok Bu Farel hanya ingin berbaring dan istirahat aja sih sebenarnya hehe," jawab Farel.

"Ibu ini adalah Ibumu jadi apapun yang kamu rasakan Ibu dapat mengetahui jadi jangan di sembunyikan atau pun di tutupi ya Farel Ibu mengerti kok, ayolah cerita ke Ibu nak," ucap Ibunya itu dengan nada yang sangat lembut.

"Hehe ketahuan kan jadinya, Iya deh Bu aku bakal cerita ke Ibu dan semuanya enggak ada kok yang aku tutup tutupin dan ini tuh aku bingung dan bimbang soal perasaan, ya Ibu pasti tau lah kalau umur sudah seperti aku begini bimbangnya pasti kan soal perasaan kan Bu," ucap Farel kepada Ibunya.

"Yaelah anak Ibu sudah ngerti perasaan ya, ya udah kasih tau Ibu sekarang siapa sih sebenarnya yang kamu sukai,"ucap Ibunya kepadanya.

"Ibu tau kok siapa orangnya dan Ibu juga akrab banget sama dia, dia gak anggun dan orangnya ya apa adanya dan aku juga bu enggak tau kenapa sampai ada rasa dengan dia padahal kan aku sudah bersahabat lama dengan dia Bu," ucap Farel kepada Ibunya.

"Ibu tau ini siapa yang Farel maksud pasti yang anak Ibu maksud ini Vina kan nak dan Ibu memang sudah akrab banget sama Vina Ibu tau Vina dari kecil karena memang kamu dan Vina bersahabat sejak kecil," kata Ibunya.

"Ya sebenarnya Ibu sudah tau kan siapa yang Farel maksud ini, tapi aku pusing Bu aku bimbang dan aku gak tau aku harus bagaimana sekarang Bu," ucap Farel kepada Ibunya.

"Tidak perlu bimbang dan gelisah atau apalah itu ya, ini perasaan jadi kamu tidak perlu menjadi seseorang yang patah tentang ini karena ya memang kodratnya semua orang bakalan merasakan ini semua nak ini wajar," ucap Ibu tersayangnya.

Bersambung