Baru saja masuk ke pekarangan rumah mereka berdua, Jin berjalan sedikit lebih cepat daripada Uri. Pria itu benar-benar pusing karena sepanjang jalan Uri tidak pernah berhenti bicara tentang Irene. Dia terus mewanti-wanti agar dirinya tidak merasa tergoda walau dia mengakui bahwa Irene adalah sosok yang sempurna.
"Om! Ish om! Kok Uri ditinggal sih." Gadis itu sudah merajuk saja.
"Om capek Ri mau mandi." Ucap Jin sambil berlalu.
Uri ikut berdiri di ambang pintu kamar Jin saat pria itu mengambil selembar handuk.
"Ngapain kamu disitu?" Tanya Jin bingung.
"Hm. Harusnya Uri yang marah mewakili Rea. Ini malah om yang kayanya ngambek." Uri sudah cemberut saja.
"Hh. Om ini Cuma capek Uri. Om kesel sepanjang jalan kamu gak berhenti ngomel." Ucap Jin akhirnya.
"Ya udah deh om. Uri minta maaf. Tapi,,, Uri boleh gak malem ini tidur disini?" Pinta Uri tiba-tiba.
"Tiba-tiba?" Tanya Jin tak habis pikir dengan sikap Uri yang mendadak berubah manis saat ada inginnya.