Hari demi hari berlalu. Rea semakin sibuk dengan karirnya sebagai seorang penulis. Malah dia menulis novel lainnya yang fokus bicara mengenai Uri dan kisah hidupnya hingga dia memilih untuk pergi. Dia kali ini mencoba menulis dari sudut pandang gadis itu berdasar dari semua ingatan dan juga diari yang dia tinggalkan. Pamornya melesat menjadi salah satu penulis pendatang baru yang karya-karyanya ditunggu oleh banyak orang.
Karena bukunya yang mengangkat mengenai kesehatan mental, dia justru sering diundang untuk datang ke acara seminar yang memang difokuskan untuk bicara mengenai hal itu. Dianggap sebagai seorang survivor padahal dia belum sembuh juga. Atau mungkin inspirator karena dia tidak takut lagi membuka dirinya. Tapi Rea lebih suka menganggap dirinya narasumber saja. Rea menjalani semuanya dengan suka hati karena dia ingin berbagi kisahnya. Tetap berhati-hati karena dia tahu masing-masing orang punya masalah yang berbeda.