Sekarang beberapa pasang mata itu menatap iba padanya. Sebagian lagi menatap dengan kesal pada perlakuan Jin pada wanita rapuh itu. Brina, Muti, dan Yuna sudah berkumpul di ruang tengah rumah Yuna tanpa gangguan yang lain. Yuna bahkan sudah mengelus punggung wanita itu. Rea sudah siap menangis dan menumpahkan seluruh keluh kesahnya. Dia memang tidak bisa menyimpan semuanya sendiri. Dia terlalu lemah dan kalut saat ini.
"Gua jujur sih masih enggak nyangka." Ucap Brina.
"Iya loh aku kira Jin itu laki-laki baik." Kata Yuna.
"Ya dia emang baik tapi emang mungkin ekspektasi aku aja yang terlalu tinggi. Aku menganggapnya sempurna dan itu yang salah." Setetes air mata menitik.
"Iya emang kita enggak bisa sih terlalu berharap sama manusia. Ya begini ini lebih banyak kecewanya." Ucap Brina lagi.