Gia memang sudah menunggu kehadiran Jin malam itu. Dia juga tahu pertemuan terakhir mereka berlangsung kurang baik. Gia jadi mengingat lagi luapan amarahnya pada Irene siang tadi. Dia bisa melihat Irene itu wanita seperti apa bahkan hanya dengan sekali melihat. Sejujurnya Gia heran kenapa Jin bisa mudahnya tertipu. Ya dia memang belum punya bukti bahwa Irene sebenarnya juga licik, tapi dia bisa merasakannya.
Gia mengingat lagi tekad yang sudah dibuatnya hari ini. Ya dia memang akan memaafkan pria itu alih-alih mendapat atensinya. Suara pintu dibuka. Gia melihat Jin masuk ke dalam rumah. Wajah lelah terlihat jelas ditambah rambut yang sudah berantakan. Meregangkan dasi sekaligus melepas jas yang dia gunakan. Dia bisa melihat Gia duduk di ruang tengah. Menunggunya dengan tangan bersedekap di depan dada. Tatapan matanya sudah mampu menusuk dada Jin dalam.
"Lu udah mecat dia kan?" Tanya Gia bahkan saat Jin belum duduk.
