Arjun yang sedang berada di ruangannya itu mulai gusar karena nomor telepon Jamal tidak bisa dihubungi dari tadi bahkan kali ini sudah tidak aktif. Tadi pagi dia memintanya untuk kembali melancarkan aksinya tapi justru hingga sesore ini dia tidak datang kembali. Hingga pintu itu terbuka dan menunjukkan sekretarisnya yang membawa seorang tamu, Bu Sarah.
"Apa yang bisa saya bantu Bu Sarah? Sepertinya terakhir kali ada yang bilang tidak ingin ikut campur permasalahan saya lagi." Ucap Arjun santai.
Wanita yang anggun dengan setelan celana warna hitam dengan perhiasan mutiara itu tertawa remeh. Duduk di sofa yang berada di dekat jendela besar dalam ruangan itu menyilangkan kakinya.
"Tentu Arjun, tapi jangan lupa saya masih pemegang saham terbesar disini. Kalau ada yang salah dengan kau dan kinerjamu tentu aku harus turun tangan. Kamu pasti tidak lupa kan? Saya yang kasih kamu jabatan ini tentu juga saya yang bisa ambil semua ini lagi dari kamu." Ucap Bu Sarah santai.
