Chereads / I'M YUNA / Chapter 10 - Di Balik Pikiran Gio

Chapter 10 - Di Balik Pikiran Gio

Tentu saja Yuna merasa terkejut setelah mengetahui berita itu, dengan pergerakan yang cepat, ia langsung merampas ponsel milik Fanny agar dia bisa melihatnya lebih jelas lagi.

"Apa-apaan nih! Siapa yang udah jadi viralin ini!" ujar Yuna seakan tidak terima.

"Kalau itu gua juga gak tahu sih, saran gua, lu cepet-cepet cari bukti dan klarifikasi nggak pernah melakukan hal itu. Gua yakin pihak sekolah pasti akan melakukan tindakan yang lebih keras karena situasinya sekarang sudah beda, gua cuma mau bilang harus hati-hati pokoknya," ucap Fanny seakan memperingatkan.

Yuna hanya mengangguk lemas mendengar hal itu, dia tidak tahu harus dengan apalagi dia membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Seluruh orangĀ  sudah menjauhinya dan menganggap bahwa sudah buruk di mata orang lain, Yuna saat ini memang membutuhkan teman untuk berbagi tentang masalahnya itu. Tetapi dengan siapa Yuna akan menceritakan tentang itu?

"Astaga, kenapa jadi rumit begini sih masalahnya? Padahal di sini gua tidak bersalah, kenapa tidak ada satupun seseorang yang percaya padaku," batin Yuna seakan sedih.

"Ada apa, Yuna?" Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang membuat Yuna terkejut.

Ternyata seseorang itu adalah ibunya sendiri, Yuna jadi semakin gugup dan tidak tahu apakah dia harus mengatakan yang sejujurnya kepada ibunya atau tidak.

Yuna kemudian hanya menggelengkan kepalanya dalam dengan pandangan ke segala arah, ia sudah tak berani menatap katanya lagi ketika dia sedang berbohong. "Yuna gak apa-apa kok, Ma," jawab Yuna berbohong.

"Tapi kenapa muka kamu jadi tegang gitu kalau emang gak ada apa-apa?" tanya ibunya lagi karena tidak percaya.

"Yuna gak papa, pokoknya Ibu tenang aja. Yuna akan buktikan kalau memang itu tidak bersalah," ucap Yuna dengan penuh keyakinan dan percaya.

Ibunya pun mengangguk pelan, karena dia mempercayakan semuanya pada Yuna. Lagipula ibunya tidak begitu yakin dan percaya kalau Yuna telah melakukan hal yang dikabarkan. "Semoga saja semuanya baik-baik saja, aku tidak mau jika ternyata anakk terbukti bersalah," ucap Ibu Yuna dengan raut wajah khawatir.

Setelah Yuna pergi ke kamarnya, tak lama kemudian ibunya pergi ke dapur meninggalkan ruang tamu. Sementara Yuna, sedang berada di kamarnya dengan menatap langit-langit kamar. Tampaknya dia sangat begitu sedih, tapi dia berusaha untuk bisa menyemangatkan dirinya sendiri.

"Sepertinya aku harus mengetahui sendiri, aku akan melihatnya sendiri di Twitter menggunakan hp-ku." Yuna langsung meraih ponselnya yang berada di dekatnya lalu menggeser layarnya untuk membukakan pola kunci yang ada di sana.

Yuna mengalami terkejut dua kali karena dia melihat sesuatu yang sama waktu di HP Fanny. " Ternyata aku sudah menjadi trending topic di Twitter nomor satu," ucapnya dengan penuh kesedihan.

Karena dia sudah tidak sanggup melihat yang ada di ponsel, ia langsung keluar dari aplikasi Twitter. "Ternyata begini yang terjadi padaku? Aku tidak menyangka kalau semuanya akan semakin rumit seperti sekarang ini," ucapnya seakan menyesal.

Tetapi pada saat dia ingin matikan ponselnya, pasti selalu ada notif dari WhatsApp. Tentu saja Ini membuat Yuna risih bahkan dengan membanting hp-nya sekarang juga, tetapi dia masih menyayangkan hp-nya yang terbilang mahal itu.

Tanpa banyak bertanya lagi, Yuna langsung membuka aplikasi whatsapp-nya dan mulai membaca semua pesan yang ada di sana. Ternyata di sana banyak sekali yang membicarakan tentang Yuna, Yuna bahkan bingung harus merespon seperti apa kepada teman-temannya yang menanyakan hal itu. Kini Yuna benar-benar stress akibat sesuatu yang terjadi padanya, tetapi tidak lama kemudian, ada ide yang menurutnya brilian tiba-tiba muncul di kepalanya.

"Aku harus kabarin ini secepatnya pada Gio, aku harus tanya kepada dia harus dengan apa aku dan dia bertindak. Kenapa dia sama sekali tidak mengabari aku?" tanya Yuna sembari berpikir keras.

Tidak lama kemudian, Yuna meraih sebuah ponselnya dan berniat untuk menghubungi Gio. Ia mulai mencari nomor kontak Gio di ponselnya dan mengklik untuk menghubungi Gio sekarang juga.

"Halo, Gio?" ucap Yuna setelah tahu bahwa dia koneksi jaringan yang sudah terhubung dengan Gio.

"Iya, ada apa Yun?" tanya Gio balik.

"Kenapa lu santai-santai aja sih. Emangnya lu belum tahu ya kalau berita harus itu sudah meluas di internet dan menjadi perunding topik di Twitter? Bukan cuma di Twitter menjadi trending topik tetapi di seluruh sosial media pada membahas kita tentang foto dan video itu, kini kita harus ngapain? Kita harus secepatnya bertindak!" ucap Yuna dengan panik sambil menggigit kukunya.

"Apa?! Seriusan? Kayaknya bentar lagi gua bakal ke rumah lu deh, lu tunggu aja di rumah dan kita akan selesaikan semuanya. Lu nggak usah panik selagi kita tidak bersalah dalam hal ini, lu tunggu aja ya di sana?" ucap Gio meyakinkan.

"Iya pokoknya gua tunggu di sini, lu cepetan datang ke sini ya? Soalnya gua itu benar-benar bingung harus ngapain dan gua nggak mau masalah ini sampai diperpanjang oleh sekolah keringnya berita itu semakin viral," ucap Yuna lagi.

"Oke, oke, gua ke sana sekarang!"

Sambungan pun mati begitu saja, karena tampaknya Gio akan bergegas ke rumah Yuna sekarang. Gio menjadi sangat panas bahkan tidak tahu harus melakukan apa, tetapi di sisi lain dia merasa senang, karena dalam situasi ini dia bisa mengambil kesempatan untuk berduaan bersama Yuna.

"Meskipun gua panik kayak gini, harusnya gua bisa manfaatin ini untuk berduaan sama Yuna. Karena ini merupakan momen-momen yang aku tunggu, kalau soal berita yang beredar luas itu? Mungkin bisa gua urus nanti, lagipula gua gak beneran begituan sama Yuna. Gua gak bersalah, kok," ucap Gio seakan mengentengkan semua yang telah terjadi.

Tak lama setelah itu, Gio yang dari tadi berada di ruang tamu langsung bergegas menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Ia melangkahkan kakinya dengan gontai, dengan raut wajah berseri-seri tanda bahagia tanpa ada sesuatu yang membuat pikiran Gio terganggu.

Sesampainya Gio di kamarnya, dia mulai membuka kancing bajunya secara perlahan satu demi satu. "Erika? Hm, maaf Erika, karena sepertinya gua sudah enggak tertarik sama elu. Gua sekarang lagi tergila-gila sama Yuna, lu udah salah karena sudah bully gadis kesayangan gua, maka lu harus tahu sendiri apa akibatnya." Gio terus berdialog dengan dirinya sendiri.

Kemudian dia meraih sebuah kemeja hitam yang menggantung di dinding kamar Gio lalu menggunakannya secara perlahan dengan pandangan hampa dan pikiran yang kemana-mana.

Jika dilihat, Gio memang sudah tidak cinta lagi kepada kekasihnya, Erika. Tetapi Gio tidak mengerti apa yang membuatnya bisa jatuh cinta kepada Yuna. Itu yang Gio pikirkan sejak tadi.