Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

TAKDIR CINTA MENYAKITKAN

endryanasaja19
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.8k
Views
Synopsis
Kinan gadis 24 tahun harus hidup dengan penuh usaha demi membesarkan satu adik laki-laki nya, ia merasa bertanggungjawab atas meninggalnya kedua orang tua mereka. Ia menderita hilang ingatan karena trauma itu, siapa sangka penyebab kematian kedua orang tuanya sebenarnya adalah keluarga lelaki yang ia cintai. Baru saja ia akan memulai hidup baru, namun kenyataan itu meruntuhkan segala kepercayaan nya yang sudah ia bangun. Merasa di bohongi, bahkan dikhianati oleh orang-orang terdekat membuat ingatannya terbuka sedikit demi sedikit. Bagaimana jadinya, jika ia ingat kejadian saat orang tuanya meninggal? setelah selama ini ia menyalahkan diri karena mengira dirinya lah akar dari masalah. "Apa kalian membiarkan orang tua ku meninggal? " lirih Kinan di sela-sela tangisnya. Lelaki berperawakan indah itu hanya mematung,melihat perempuan yang ia cintai bergetar menahan tangis. Bagaimana kisah Kinan selanjutnya? baca kelanjutannya hanya di webnovel.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - AWAL MULA

Semua orang harus tetap bekerja untuk menyambung hidupnya.

Hari Senin adalah hari yang paling dijadikan mitos sebagai hari semua orang memulai pekerjaannya, padahal tidak semua orang akan memulai bekerja hari Senin. Dan rata-rata mereka akan sulit tidur karena ketakutan menghadapi pagi Senin.

Kinan bergegas menyiapkan makanan untuknya dan adik semata wayangnya sebelum berangkat ke kantor.

"Dimas? Dimas?," panggil Kinan pada adiknya.

"Iya kak, sebentar lagi pakai dasi!" Jawab Dimas dari kamarnya.

"Kakak harus berangkat duluan, nasi goreng di atas meja ya?" lanjut Kinan.

"Iya hati-hati Kak."

Dimas kemudian turun dan sudah tidak mendapati kakaknya di meja makan. Mereka hanya tinggal berdua setelah orangtuanya meninggal karena kecelakaan, Kania tidak mau tinggal bersama paman dan bibinya yang ia rasa berwatak keras, dan memutuskan membesarkan Dimas sendiri.

Jam sudah menunjukan pukul 08.40, dan matahari sudah mulai menyinar kan cahaya hangatnya, Kinan mengendarai motor matic nya dan sedang menunggu lampu merah menjadi hijau! Dari kejauhan ia melihat seseorang yang dikenalinya,tepat di sebrang jalan ia berada "Itu Aditya?" lirihnya dalam hati, sebari menyipitkan matanya dibalik helm yang dikenakannya.

Kinan kembali menyipitkan matanya, Lelaki yang dikenalinya itu adalah pacarnya dan ia sedang tertawa bersama seseorang, tampak sedikit buram karena kaca mobil yang sedikit gelap, namun ia menangkap pasti ada seseorang di dalam mobil kekasihnya itu.

"Apa Aditya berangkat bersama koleganya!" Pikir Kinan ia pun melanjutkan perjalanan karena lampu jalan yang sudah hijau.

Sesampainya di kantor gadis itu merogoh saku celananya, mengeluarkan handphonenya lalu mengirim pesan teks pada kontak yang ia beri nama Love.

"Sayang, sudah berangkat kerja?" tanya Kinan dalam pesan itu, lalu mengirim nya.

Selang beberapa saat kaki Kania terhenti didepan lift dan satu pesan masuk ke handphonenya. "Sudah, kamu sudah berangkat?" tanya nya balik, pesan itu dari Aditya kekasihnya.

"Baru saja sampai, kamu berangkat sama siapa?" Tanya Kania, tanpa menambahkan embel-embel bahwa ia melihatnya tadi di lampu merah.

"Sendiri." balasan dari Aditya kembali masuk ke handphone nya lagi.

Kini ia membelalakkan matanya, karena tidak menyangka Aditya akan membalas seperti itu! Pintu lift yang terbuka menyadarkan Kania dan ia memasuki Lift itu.

Tanpa sadar Kinan tidak memencet lantai tujuannya, dan hanya menatap layar ponselnya, "Benarkah?" ia kembali mengirim balasan untuk Aditya.

"Iya, memang kenapa sayang?" balasan kembali masuk di handphone nya itu.

"Tidak apa-apa, aku kerja dulu ya sudah sampai ruangan!" Balasnya lagi. Dan hanya mendapat read dari Aditya.

Kinan melangkahkan kakinya begitu Lift terbuka, ia membelalakkan matanya begitu melihat seorang pria sedang bertelanjang dada di depan sebuah meja kerja.

Aaaaaaaaakkkkkkkkkkkk! teriakan nya menggema di ruangan itu. Karena ini baru pertama kali ia melihat seseorang tidak memakai baju di kantor.

"Siapa kamu?" teriak laki-laki itu.

Ia munutup matanya dan tidak berkata-kata.

"Buka matamu, aku sudah pakai baju!" ucap laki-laki itu.

Ia pun membuka matanya pelan-pelan, dan setelah melihat siapa orang didepannya ia langsung membelalakkan matanya lebar-lebar. " Pak Keenan? " ucapnya.

Kinan langsung gelagapan, dan melihat seisi ruangan yang tidak ia kenali, dan ia tersadar begitu melihat angka di depan Lift angka 47 yaitu lantai teratas gedung itu, 47 adalah lantai CEO GD group.

"Kenapa saya Disini? astaga" ia panik dengan sendirinya, dan ia teringat bahwa ia tidak menekan Lift sehingga Lift nya terus naik sampai Lift teratas.

Mitos yang terlintas di otak Kinan adalah, betapa garangnya sang pemilik perusahaan itu. Kinan memundurkan langkahnya dan hampir terjatuh kebelakang.

Untung saja tangan pak Keenan mencengkram tangan Kinan dan menariknya sampai menyentuh dadanya. Pak Keenan tampak tak nyaman karena tubuhnya terlalu dekat dengan Kania, sedangkan ia begitu takut melihat reaksi wajah Keenan.

Beberapa kali ia terusmenyadarkan dirinya, ternyata bos besarnya itu tampak tampan dari dekat, sesuai usianya 29 tahun adalah usia yang terlalu tua untuk wajahnya yang terlihat seperti 19 tahun.

"Ada kepentingan apa kamu kemari?" tanya Keenan.

"Saya, sayaaa! Saya lupa memencet tombol lantai tujuan saya pak!" Ia sedikit meninggikan suaranya dan berbicara dengan cepat.

Hal itu membuat Keenan sedikit tertawa! Dan menjadi pemandangan indah bagi nya.

Sang CEO muda itu lalu menyadari Kinan sedang menatapnya, dan ia langsung menarik tangan gadis itu kembali kedalam lift bersama dirinya, dan memencet lantai 16 dimana ruangan Kinan berada.

Begitu lift terbuka semua karyawan langsung berdiri menyadari CEO ada di ruangan mereka dengan menggeret Kinan.

Handoko selaku Direktur Divisi nya langsung menghampiri bos nya itu. "Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" ucap Handoko, mengingat sang CEO belum pernah mendatangi ruangan Divisi nya.

"Saya harap kejadian seperti ini tidak terulang, jangan sampai ada yang sembarangan masuk ke ruangan saya." Keenan melirik gadis di samping nya yang sedari tadi berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Keenan.

"Sakit," lirih nya lalu melihat ke arah tangannya, dan Keenan langsung melepas cengkraman nya, ternyata semua orang dari tadi melirik ke arah mereka.

Lelaki itu hanya mengatakan itu dan dia langsung menaiki lift dan pergi kembali ke ruangannya.

Kinan masih menyentuh pergelangan tangannya dan sedikit meringis, sedangkan semua pasang mata menatapnya.

"Kinannn!" Pak Handoko mengeram kan nama gadis itu.

Kinan langsung memperlihatkan giginya yang rapih, dan tersenyum bersalah.

Seorang karyawan yang tidak pernah akur dengan Kinan mengucap kan sesuatu. "Lagian gak sadar diri, berani-beraninya mau goda CEO, emang Meneger gedung depan tidak cukup." celetuk Dewi, dia wanita yang tidak suka pada Kinan, ia pun tidak mengerti apa alasannya.

Kinan hanya menundukkan kepalanya meminta maaf atas kesalahan yang terjadi, dan memilih melewati Dewi yang menyindirnya.

Gadis itu lalu duduk di meja kerja, hampir setengah bagian meja kerjanya penuh sekali dengan fotonya bersama Aditya! Bahkan beberapa rekan kerjanya sering kali meledek Kinan kapan akan menikah, mengingat umurnya sudah 24 tahun sepertinya cocok jika menikah dengan Aditya yang memiliki jabatan cukup tinggi untuk pekerjaan nya.

Saat orang-orang mengatakan Aditya tampan, Kinan sangat bangga dan selalu ingin menunjukkan nya pada orang lain, namun Aditya tidak pernah datang ketika rekan kerjanya mengadakan makan malam pasangan! Dan itu menjadi kesempatan Dewi untuk menghina Kinan, namun ia selalu berusaha mencari alasan untuk membela Aditya.

Sebelum memulai kerja, Kinan sekali lagi membuka handphonenya dan mengirimkan pesan pada Aditya. "Sayang, nanti sore kita minum kopi yuk? pulang kantor!" Ajaknya dalam pesan itu.

Selang beberapa menit, Aditya kembali membalas. "Maaf, nanti sore aku ada acara penting. Lain kali ya, atau aku akan datang ke rumahmu." Balas Aditya.

Raut wajah Kinan kembali sendu, namun ia tetap membalas ramah dan pengertian pada Aditya. "Okay, semangat ya, jangan lupa makan dan jaga kesehatan, Sharanghe!" Balasnya diikuti embel-embel ala Korea.

Tanpa ada balasan Kinan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ia tidak peduli walau ocehan Dewi terus berlanjut, ia hampir terbiasa.