Langkah apa yang dimaksudkan oleh Bram, Nia tidak tahu. Pesan itu tidak pernah Nia balas sejak malam.
"Tidak, aku tidak akan tergoda dengan bujukan dia lagi." Nia menggelengkan kepala.
Menjelang sore hari ia dan keluarganya datang ke tempat acara pernikahan Nia. Acara itu diadakan di taman belakang sebuah rumah, entah rumah siapa, Nia sendiri tidak tahu.
Saat datang Ridwan sudah menunggu kedatangan mereka, wajahnya sedikit masam ketika melihat kedatangan ia dan keluarganya.
"Kenapa datang terlambat? Aku kan sudah bilang untuk datang sebelum waktu yang ditentukan!" Ridwan langsung memberondong pertanyaan kepada Nia.
Dia langsung mengajak dia masuk ke dalam sebuah, sedangkan kedua orang tua Nia dan juga Tania menunggu di ruangan lain.
"Calon menantu kita kok tidak menyapa kita ya Bu? Apa dia malu memiliki mertua seperti kita?" tanya bapaknya Nia.
"Sudah jangan banyak tanya, nanti saja takut ada yang mendengar."