Adrian tidak benar-benar acuh dengan apa yang dikatakan ibunya. Dia tetap merasa terganggu dengan dendam Rana. Buktinya sejak tadi dia sulit memfokuskan pada pekerjaannya.
Adrian menutup laptop dan segera meraih jas dan kunci mobilnya. Dia harus menemui Rana saat itu juga. Tujuannya menuju perusahaan Worlieyz, karena ibunya baru saja menemui wanita itu disana. Entah kapan terakhir kali Rana kembali ke apartemennya, karena setiap Adrian datang keadaan di dalam sana masih tetap sama. Tidak ada tanda-tanda jika Rana datang ke tempat itu.
"Aku ingin bertemu dengan Rana," ucap Adrian saat berada di depan sekretaris Rana.
"Maaf, Pak. Apa sudah punya janji dengannya?" tanya sekretaris itu.
"Tidak ada, tapi katakan saja Adrian dari Fertama ingin betemu. Aku yakin dia mau menemuiku," jawab Adrian.
"Tapi, Pak ...."
Tanpa mendengar alasan lagi, Adrian langsung berjalan meninggalkan sekretaris itu dan langsung membuka pintu ruangan Rana.
"Adrian." Rana berdiri dari kursinya.