Beberapa hari setelah perbincangan Clara dan Nathan di telepon. Akhirnya, Nathan pun datang ke Kediaman Mahardika untuk menjenguk Andra. Kedatangannya di sambut baik oleh semua keluarga, kebetulan saat Nathan berkunjung ayah Samuel Papa Surya dan Mama Amara sedang berada di kediaman. Mama Amara pun menyapa Nathan dengan berkata, "Halo, Tuan? Saya mama dari dari Andra."
"Oh, iya … Nyonya, saya Nathan. Saya rekan kerja dari Tuan Andra, saya datang ke sini untuk menjenguk beliau karena saya dengar telah mengalami insiden yang cukup membuat semua orang terpukul," jawab Nathan yang mengatakan maksud kedatangannya yang sebenarnya juga semua keluarga sudah mengetahuinya karena sekretaris Andra sudah memberitahu terlebih dahulu mengenai niat Nathan yang ingin menjenguk Andra.
"Iya, Tuan Nathan. Memang Andra mengalami insiden, tapi semua itu sudah tidak apa-apa. Andra saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja …." Mama Amara pun menghentikan ucapannya.
Nathan pun menyerkitkan dahinya membuat kerutan di sana dan bertanya, "Hanya saja apa, Nyonya? Apa ada sesuatu masalah?"
"Hm … maaf sebelumnya saya tidak pernah melihat Anda. Apa Anda itu rekan kerja anak saya yang baru?" tanya Papa Surya membuat Nathan mengalihkan pandangannya pada ayah Andra itu.
"Iya, Tuan. Saya rekan kerja Tuan Andra yang baru karena memang kami belum lama ini melangsungkan kerja sama."
"Begitu ya, pantas saya masih asing denganmu."
"Memangnya kenapa, Tuan? Apa ini sebuah masalah?"
"Tidak, masalahnya bukan pada kerjasamanya. Melainkan dengan keadaan Andra saat ini," sahut Mama Amara yang menatap Nathan dengan serius.
"Memangnya kenapa dengan kondisi Tuan Andra? Bukanah katanya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya?"
"Iya, Andra memang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi, Andra mengalami amnesia."
"Amnesia? Jadi, Tuan Andra lupa ingatan?" seru Nathan sembari melirik Clara membuat Mama Amara yang memperhatikannya pun juga melirik ke arahnya.
"Kau mengenal Clara?" tanya Mama Amara yang tak sengaja melontarkan pertanyaan itu lantaran melihat kontak mata di antara Andra dan Clara begitu dalam seperti sudah saling mengenal.
"Iya, Nyonya. Dia Nyonya Clara, bukan? Dia istri dari Tuan Andra, sebelumnya saya sudah pernah bertemu dengannya di Kediaman Andra. Kebetulan Nyonya Clara mengundang kekasih saya untuk makan malam bersama di sana dan saya juga tidak menyangka kalau ternyata suami Nyonya Clara ini adalah Tuan Andra rekan kerja saya," jelas Nathan yang mengatakan saat dirinya mulai berperan sebagai sosok rekan kerja Andra.
"Oh, begitu ya?"
"Iya, Nyonya."
"Saat itu aku juga tidak menyangka kalau Tuan Nathan adalah rekan kerja Andra karena sebelumnya aku hanya mengundang salah satu teman Andra untuk makan malam," ucap Clara yang menambahkan keakuratan cerita Nathan.
"Begitu ya, memangnya teman Andra siapa yang kau undang?" tanya Mama Amara pada Clara membuatnya terdiam sesaat sebelum akhirnya Andra datang menghampiri mereka di ruang tamu.
Andra yang sebelumnya berada di kamar, ia tiba-tiba saja datang ke ruang tamu. Dirinya yang bosan di kamar membuatnya keluar dari kamar dan mencari udara segar, tetapi karena mendengar suara berisik dari ruang tamu. Andra pun melangkahkan kakinya ke sana dan melihat semua keluarga berkumpul di sana dengan satu orang asing yang tak dirinya kenal.
Andra menyerkitkan dahinya sembari menatap Nathan dan berkata, "Siapa dia?"
"Andra!" seru Mama Amara dan Clara secara bersamaan.
"Kenapa kau ke sini, Nak?" tanya Mama Amara yang lalu berdiri dari tempat duduknya dan langsung menghampiri Andra.
"Aku bosan di kamar, Ma. Jadi, aku keluar untuk mencari udara segar dan aku mendengar suara kalian yang berada di ruang tamu, jadi aku ke sini."
"Oh, begitu ya."
"Iya, Ma. Kenapa semuanya berkumpul di sini? Ada tamunya? Dia siapa?" tanya Andra yang menanyakan sosok pria yang tak dikenalinya yang padahal itu adalah Nathan.
'Jadi, benar … Andra tidak mengingatku. Dia benar-benar amnesia, seperti apa yang Clara katakan kemarin padaku.' Batin Nathan yang menatap Andra dengan heran lalu melirik ke arah Clara.
"Dia Tuan Nathan, Andra. Dia rekan kerjamu," ucap Clara yang berdiri dan mengatakan identitas Nathan pada Andra.
"Nathan?" seru Andra yang menyebut nama yang terdengar asing di gendang telinganya.
"Nathan siapa, ya?" seru Andra lagi sembari menyerkitkan dahinya menatap ke arah Nathan.
Mama Amara pun menatap Nathan dan berkata, "Hm … mungkin kau tidak mengingatnya, dia ini rekan kerja barumu."
Andra pun terdiam sejenak sembari berpikir lalu berkata, "Oh … begitu, ya?"
"Iya, Andra."
Nathan pun tersenyum menatap Andra dengan memberikan semangat untuk kembali bekerja dan juga memberikan ucapan untuk kesembuhan Andra. Walaupun hal itu dirasa oleh Andra begitu menyakitkan karena dirinya yang masih belum mengingat seluruh memori dalam otaknya. Namun, tak menutup kemungkinan dalam dirinya untuk terus berusaha mengingat orang-orang baru yang ada di sekitarnya yang sebenarnya mereka bukan orang-orang baru.
Mereka pun berbincang-bincang sejenak bersama dengan Andra juga yang ikut bergabung duduk di ruang tamu. Ia duduk di samping Clara, hal itu membuat Nathan melirik Clara dengan ekspresi yang bisa di tebak olehnya. Clara tahu ekspresi Nathan itu memperlihatkan dirinya yang tidak suka dengan kedekatan mereka. Bagaimana pun Nathan adlah sahabat baik Clara, jadi ia tidak suka jika Clara berdekatan dengan pria yang notabennya memiliki masa lalu yang cukup kelam.
'Seharusnya Nathan tak memperlihatkan raut wajahnya yang seperti itu.' Batin Clara yang melirik Nathan lalu menatap ke arah Mama Amara dan Papa Surya.
"Hm … mungkin saya tidak bisa berlama-lama di sini karena saja juga memiliki urusan penting lainnya. Jadi, mungkin saya mau permisi," ucap Nathan yang mulai berpamitan untuk pergi.
"Loh, ini baru sebentar sekaoli Tuan Nathan berkunjung di sini. Sudah mau pergi saja," jawab Mama Amara.
"Iya, saya ke sini hanya ingin menjenguk keadaan Tuan Andra saja. Saya sudah melihat kondisinya dan memang sudah jauh lebih baik. Saya pun senang melihatnya," ucap Nathan yang melihat Andra sembari tersenyum.
Mama Amara pun melirik Andra dan berkata, "Iya, benar. Kami semua juga sangat bersyukur dengan kesehatan Andra yang lebih membaik ini."
"Oh, iya … kapan-kapan mungkin saya akan mengundang Anda sekeluarga untuk makan malam di kediamanku, tapi itu pun jika Anda sekeluarga berkenang," ucap Nathan yang memiliki niat untuk mengundang semua keluarga besar Andra untuk makan malam.
"Saya mengundang Anda semua untuk makan malam karena sebagai gantinya dulu saya pernah di undang makan malam di Kediaman Andra," ucap Nathan lagi yang memperjelas tujuannya untuk menggundang mereka semua makan malam.
"Oh, begitu," seru Mama Amara sembari menatap Andra.
"Makan malam di kediamanku?" tanya Andra yang heran mendengar kediaman atas namanya.
"Iya, dulu kami pernah makan malam di kediamanmu, Tuan Andra. Karena itu sebagai gantinya, saya mau mengundang Anda sekeluarga untuk makan malam di kediaman saya."
"Kediamanku itu di mana?" seru Andra sembari menyerkitkan dahinya karena tidak tahu letak kediamannya. Semua pun terdiam melirik Andra dengan raut wajah yang bersih keras berpikir.