Chereads / HELLO, MY DESTINY / Chapter 7 - BAB 7

Chapter 7 - BAB 7

Alarm berbunyi cukup menggangu tidur nyenyak Irene. Ini hari Sabtu, seharusnya Irene libur kerja. Tetapi ia harus ke kantor karena ada meeting dengan klien yang tak kira kira meminta pertemuan di jalankan di hari weekend. Meski sebal karena mengganggu waktu liburnya, tetapi kelanggengan pekerjaannya dipertaruhkan juga dengan hasil meeting kali ini.

Irene dengan segera mandi dan berpakaian. Dia memilih memakai pakaian yang tidak terlalu resmi, namun tetap sopan dan cocoklah untuk meeting.

Sebelum pergi pun Irene menyempatkan memasak pancake untuk mengganjal perutnya yang sudah tak bisa berkompromi untuk menunggu beberapa jam lagi.

Kali ini sepertinya nasib baik pun sedang memihaknya. Jalanan lancar jaya tak macet, seperti hal langka sekali dari tadi Irene menggumam. Irene datang tepat waktu, bahkan datang sebelum rekan rekan lainnya datang. Kali ini ia harus menghadapi klien besar, jadi ia harus mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin.

Meeting berjalan cukup lama dan sedikit alot, untung Irene bisa meyakinkan sang klien untuk bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bernaung. Klien dan bos nya sama sama puas dengan kinerja Irene. Irene senang, kerja kerasnya tak sia sia.

Setelah meeting, Irene memutuskan ingin mampir ke apartmen Fabian. Irene tak memberi kabar terlebih dahulu karena kesal dari semalam Fabian tak kunjung menghubunginya. Irene ingin lekas menyelesaikan masalahnya dengan Fabian segera agar tak berlarut larut lebih lama.

Irene sekarang sudah bisa mulai menerima jika ia harus menunda ke jenjang selanjutnya hubungan Ia dan Fabian. Tak apalah menunggu sebentar lagi hingga Fabian siap.

Tak butuh waktu lama Irene sudah sampai di apartmen Fabian. Letak apartment Fabian memang tak terlalu jauh dari hotel tempatnya meeting tadi.

Irene memencet bel apartment Fabian berkali kali. Pintu terbuka, Irene mendadak kaku. Bagaimana tidak, yang membukakan pintu seorang wanita cantik.

"Cari siapa mbak?" tanya sang wanita menyadarkan Irene dari kekagetannya.

"Fabian. Setau ku dua minggu lalu ini masih apartment Fabian. Kamu siapa?" irene memaksakan diri bertanya.

"Ini masih apartment Fabian ko mbak, sebentar ya aku panggil, lagi mandi tadi Fabian." Jawab si wanita sambil tersenyum.

"Sayang, siapa yang datang?" teriak Fabian dari dalam. Tak lama Fabian muncul. Irene semakin tahu kondisi apa ini. Jelas Irene tak buta dan naif.

"Irene..." Fabian pun sangat terkejut ketika melihat Irene.