Di dalam arena, Momonga mempersiapkan jarinya untuk mulai merapal mantra ditujukan pada orang-orangan sawah di
tengah arena. Lain dari magic damage sederhana, mantra yang Momonga pelajari dikhususkan untuk instant death dan
"efek damage ekstra". Dia hanya punya mantra tak berbahaya dengan jumlah yang relatif sedikit.
Kenyataannya, kapanpun dia memilih untuk magic tipe damage sederhana, karena pilihan kelas Momonga adalah
Necromancer, secara otomatis magic damage akan bertambah kuat karena tambahan "efek damage ekstra". Sebagai
hasilnya, mantra damage kecil bisa memberikan damage lebih besar dari beberapa mantra untuk kelas petarung level
tinggi.
Momonga melihat ke samping dan melihat bahwa dia sudah menjadi perhatian bagi dua mata anak kecil yang penuh
rasa ingin tahu. Jantungnya merasakan sedikit tertekan, karena dia merasakan keraguan dari apakah dia bisa
memenuhi ekspektasi mereka atau tidak.
Momonga kemudian melihat ke arah dua ekor monster besar. ukuran mereka setidaknya mencapai tinggi 3 meter. Ada
campuran tulang naga dan manusia, otot kuat yang sangat terlatih dan sisik yang lebih keras dari baja untuk
melindungi otot-otot ini.
Mereka memiliki wajah naga, sebuah ekor tebal seperti pohon dan tanpa sayap. Mereka terlihat seperti naga
dengan dua kaki. lengan atas mereka lebih tebal dari manusia apapun dengan panjang sekitar setengah dari tubuh
mereka - menggenggam pedang tebal yang menyerupai perisai.
Kedua monster ini merupakan keturunan naga yang dipanggil oleh Aura. Sebagai Pawang binatang buas, dia
mempunyai kemampuan untuk mengontrol mereka dan dia menggunakannya untuk mengatur arena permainan.
Meskipun level naga tersebut hanya 55 dan hampir tak mempunyai kemampuan spesial apapun, mereka menyerang
dengan stamina yang tidak ada habisnya sambil menggunakan lengan yang kuat. Itu cukup untuk menyamai
Monster tingkat tinggi.
Momonga menghela nafas dan menggerakkan matanya kembali ke orang-orangan sawah.
Matanya melihat orang-orangan sawah dan jika diperhatikan dengan jelas, terlihat dia sangat gugup. Sasarannya
adalah meyakinkan apakah dia masih bisa menggunakan magic.
Dengan memperbolehkan Aura dan Mare melihat "percobaan magis" ini, tujuan utamanya adalah untuk
memperlihatkan kekuatannya dan membiarkan mereka tahu bahwa bermusuhan dengannya adalah hal yang bodoh. Dia
harus melakukan ini sebelum guardian lain tiba.
Kedua orang anak kecil ini kelihatannya tidak mempunyai sedikitpun tanda-tanda pengkhianatan dan Momonga
juga tidak berpikir bahwa mereka akan mengkhianatinya. Namun, jika dia kehilangan kemampuan untuk
menggunakan magic, Momonga tidak yakin kalau mereka akan tetap setia.
Sikap Aura terhadap Momonga terasa seperti seorang kenalan lama. Namun bagi Momonga, terasa seperti baru
pertama kali bertemu.
Bisa dilihat bahwa pengaturan karakter untuk kedua anak ini dibuat dengan sangat hati-hati. Mereka adalah otak kecil
bagi guild. Namun, reaksi emosional dan pola sikap terhadap berbagai kondisi masih belum sempurna dan mempunyai
banyak kekurangan. Tapi sekarang, mereka telah menjadi makhluk berakal yang mempunyai pemikiran sendiri, celah
ini mungkin akan berefek pada sikap mereka nantinya entah bagaimana.
Jika hal tersebut tidak membuat loyalitas mereka melemah, lalu apa yang berubah? Dengan catatan lain, besarnya
loyalitas mereka tak pernah jelas tertulis di program kedua anak tersebut. jadi apakah mereka mematuhi perintah atau
tidak, juga bisa bermacam-macam. Jika hanya tidak mematuhi perintah, masih bisa ditoleransi. Namun apa yang harus
dilakukan jika mereka benar-benar mengkhianatinya langsung setelah mereka mengetahui bahwa Momonga
tidak punya kekuatan yang cukup....?
Meskipun terlalu paranoid itu buruk, bukan hal yang bijaksana pula memercayai mereka sepenuhnya. Dengan kata lain,
saat ini yang paling baik bagi Momonga adalah bersikap hati-hati. Alasan lain bagi percobaan ini adalah, jika dia tidak
bisa menggunakan magic, dia bisa mendiskusikannya dengan Aura dan Mare. Kedua anak ini percaya bahwa
percobaan ini adalah untuk menegaskan kekuatan dari tongkat tersebut, jadi kekuatan magic akan sangat bergantung
pada item itu sendiri. Jika ada masalah dengan magic milik Momonga, dia bisa dengan mudah menjadikan tongkat
tersebut sebagai alasan. Rencananya sempurna.
Momonga tidak tahan untuk memuji dirinya sendiri. Di masa lalu, apakah otaknya selalu setenang dan sefleksibel
ini? Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini untuk Momonga.
Keraguan di dalam pikirannya telah dibuang ke luar dan dia mulai memikirkan tentang magic yang digunakan di Yggdrasil.
Di dalam game, kekuatan mantra magic diratifikasi dari 1 hingga 10 dan jumlahnya sekitar lebih dari 60.000 mantra.
Mantra-mantra itu dipisahkan antara tipe-tipe yang berbeda dari sistem. Ada sekitar 700 mantra dari 8 sistem berbeda yang
bisa digunakan oleh Momonga. Pada umumnya, pemain dengan level 100 biasanya bisa menggunakan 300 macam jenis
mantra, jadi jumlah yang mantra yang bisa digunakan oleh Momonga cukup tidak biasa.
Hampir semua mantra ini disimpan di dalam otak Momonga dan dia sedang mencari mantra yang tepat yang harus
digunakan sekarang.
Karena larangan untuk melukai teman sudah diangkat, dia harus tahu jangkauan dari efek yang tepat dari mantra
tersebut. Ini adalah hal yang penting, karena serangan magic tidak memilih jumlah individu, melainkan jangkauan
dari efeknya. Tujuan berikutnya yang harus diperhatikan adalah orang-orangan sawah itu, jadi...
Di dalam Yggdrasil, dengan hanya menekan icon akan mengaktifkan mantra magic. Namun, karena tidak
adanya tampilan antarmuka, metode lain harus digunakan.
Meskipun sedikit tidak pasti, Momonga hanya memiliki sedikit pemahaman terhadap bagaimana memulainya. Dia
merasakan kekuatan yang tersembunyi di dalam tubuhnya. Kelihatannya kontak masih belum dilakukan dengan
benar. Momonga berkonsentrasi.
Dia membayangkan dirinya terbang di udara ----
Momonga tersenyum cukup gembira.
Dia sudah tahu jarak yang tepat dari efeknya dan berapa lama jarak antara mantra baru yang bisa diucapkan setelah selesai
mengaktifkan mantra sebelumnya. Ini semua sudah dikuasai sepenuhnya di masa lalu. Setelah memastikan kemampuannya,
sebuah kegembiraan baru menyelimuti dirinya. Dia merasa puas karena dia tahu kalau magic sekarang merupakan bagian
dari kekuatannya sendiri, yang mana dia tidak bisa rasakan ketika masih berada di Yggdrasil.
Munculnya kegembiraan di dalam dirinya - lalu berangsur-angsur kembali normal, bisa dia rasakan. Di ujung jarinya,
dia mengumpulkan kekuatan lalu mengucapkan sebuah kata:
"Fireball."
Dia menunjukkan jarinya ke arah orang-orangan sawah lalu sebuah bola api yang semakin membesar meluncur ke arah
yang ditunjuknya. Seperti yang diduga, bola api itu mengenai orang-orangan sawah sebagian. Sebuah bola api yang
terdiri dari lidah api yang panas melayang dan mengenai orang-orangan sawah itu. Setelah kena, sebuah ledakan api
muncul dari dalam diikuti dengan tanah disekitar orang-orangan sawah itu menjadi lautan api.
Semuanya terjadi dalam sekejap mata. Kecuali orang-orangan sawah, tak ada lagi yang tersisa.
"Ohhh..."
Aura dan Mare melihatnya dengan mata bertanya-tanya dan tertawa kecil pada Momonga.
"Aura, siapkan orang-orangan sawah yang baru."
"Ah, ya, akan segera saya laksanakan! Pergi dan siapkan segera!"
Seekor naga menggenggam orang-orangan sawah yang lain, lalu meletakkannya di samping orang-orangan sawah yang
tadi terbakar habis.
Momonga berjalan ke samping orang-orangan sawah itu lalu menghadapinya dan meluncurkan sebuah mantra:
"Razing Flames."
Sebuah pilar api tiba-tiba muncul mengelilingi orang-orangan sawah itu. Momonga melanjutkan dengan
mengucapkan mantra pada orang-orangan yang sudah hancur:
"Fireball."
Orang-orang-orangan sawah itu terkena bola api dan berubah menjadi abu.
Jarak antara pengucapan mantra dengan tipe yang berbeda sama seperti Yggdrasil. Tidak, kelihatannya menjadi
sedikit lebih cepat dari mulai diucapkan hingga diluncurkan. Di dalam game, kamu harus memilih dahulu mantranya,
lalu gerakkan kursor untuk menentukan cakupannya.
"Sempurna."
Karena hasil percobaan yang sangat memuaskan ini, Momonga tidak bisa tidak mengeluarkan suara penuh kepuasan.
"Momonga-sama, apakah anda ingin saya mempersiapkan orang-orangan sawah lagi?"
Aura masih terlihat bingung. Dia tahu Momonga adalah magician yang sangat hebat, jadi dia tidak berpikir penampilan
level sebatas ini adalah hal yang istimewa. Tapi Momonga ingin memberikan kesan pada si kembar bahwa ini bukan
hal yang sebenarnya. Tujuan ilustrasi ini sudah tercapai.
"...Tidak, aku ingin membuat percobaan lain."
Setelah menolak penawaran Aura, Momonga melakukan tes berikutnya.
"Message."
Obyek kontak utama adalah GM. Ketika kamu menggunakan magic "Message" di dalam Yggdrasil, selama orang lain
berada dalam game, kamu bisa mendengarkan suara dering telephone. Jika tidak ada suaranya, kontak tersebut akan
langsung terputus.
Sekarang ini, rasanya seperti terdengar sesuatu di dalam pikirannya. Rasanya seperti ada benang yang memanjang dan
tak putus dalam mencari orang yang dihubungi. Bagi Momonga ini adalah pertama kalinya dia merasakan perasaan
semacam ini, sulit sekali untuk dijelaskan.
Perasaan ini terasa cukup lama, tapi jika akhirnya tak ada indikasi terhubung, efek dari "message" akan berakhir.
Sebuah rasa kecewa yang sangat muncul dari dalam. Momonga mengulangi pengucapan magic yang sama. Orang yang
dipilih bukanlah GM, tapi teman-temannya yang dahulu - anggota guild Ainz Ooal Gown.
Setelah mencoba lebih dari 99 kali dan tanpa hasil apapun dia merasa menyerah. Dia telah "mengirimkan message ke semuanya" ke semua 40 anggota, tapi tak ada satupun yang terhubung. Setelah meyakinkan hal ini,
Momonga menggelengkan kepala dengan lembut.
Meskipun dia tahu telah ditinggalkan, sampai kenyataan tersebut ada didepannya, barulah dia merasa kecewa.
Akhirnya, dia menggunakan magic itu untuk menghubungi Sebastian.
Dengan cara ini dia bisa memutuskan bahwa magic "message" masih bisa digunakan dan tidak terbatas kepada orangorang di dunia ini.
"Momonga-sama."
Sebuah suara dengan hormat penuh melewati otaknya. Momonga berpikir bahwa mungkin di sisi lain, Sebastian
membungkuk dengan penuh hormat, seperti yang akan dia lakukan di dunia nyata. Sambil memikirkan hal yang lucu ini
dan tetap terdiam, Sebastian pun merasa aneh lalu berkata lagi:
"...Boleh saya bertanya apa yang anda inginkan?"
"Ah, ah, maaf, aku melamun sesaat. Ya, bagaimana situasi di sekitar?"
"Ya, di sekitar terdiri dari padang rumput dan aku tak menemukan satupun makhluk hidup."
"Padang rumput... bukan rawa-rawa?"
Di sekeliling Makam bawah tanah Nazarick seharusnya ada rawa-rawa besar. Itu adalah rumah bagi katak Monster
yang disebut Zwick. Sebuah kabut menyelimuti sekitar dengan banyak rawa-rawa yang beracun.
"Ya, di sekeliling merupakan padang rumput."
Momonga pun tersenyum lembut. Situasi ini sedikit terlalu...
"Makam bawah tanah Nazarick terdampar sepenuhnya di tempat yang tidak diketahui?.. Sebastian, apakah ada yang
melayang di langit, ataukah ada semacam magic yang diucapkan muncul?"
"Tidak, saya tidak melihat hal seperti itu. Hanya ada langit tak terbatas seperti di dalam lantai 6."
"Apa! Kamu bilang langit?.. Tidak ada hal-hal yang aneh di sekelilingnya?"
"Tidak.. Tak ada yang aneh dimanapun. Selain dari Nazarick, tak ada bangunan lain yang ditemukan diluar."
"Itu.... Itu....."
Apa yang mau diucapkan? Kelihatannya Momonga tidak bisa mempercayainya. Namun hatinya tahu kalau ini mungkin
benar.
Sebastian tetap terdiam sambil menunggu perintah. Momonga melihat pita pelindung di pergelangan tangan kirinya.
Dalam 20 menit ke depan, guardian yang lain akan tiba. Jika ini adalah hasilnya, maka hanya ada satu perintah yang
bisa dia keluarkan.
"Kembalilah dalam 20 menit. Kembalilah ke Nazarick dan pergilah ke arena dimana semua guardian akan tiba.
Ceritakan pada kami masalahnya dan apapun yang kamu lihat."
"Ya. Tuan."
"Jadi carilah informasi sebanyak mungkin sebelum kembali."
Setelah mendengar lawan bicaranya setuju, Momonga mengangkat "message" untuk memutuskan kontak. Sambil
Momonga memikirkan bahwa keadaan sudah berakhir dan hampir menghela nafas, tiba-tiba dia teringat mata si kembar
yang memandanginya.
Setelah kamu menunjukkan kekuatan dari tongkatnya, kamu seharusnya membiarkan mereka merasakan sebuah
tugas. Dengan memegang tongkat, Momonga ragu-ragu karena tidak tahu magic mana yang harus dia gunakan.
Tersembunyi di dalam tongkat Ainz Ooal Gown adalah kekuatan tak terhitung dari monster-monster yang jika Momonga
inginkan, dia bisa [Quickly Summon] memanggil mereka dengan cepat. Ini adalah magic kecil yang relatif bagus.
[Summon Primal Fire Elemental]
Itulah yang dipikirkan Momonga lalu dia memilih batu permata api dan mengaktifkan sebuah mantra yang tersembunyi
di dalam batu tersebut,
[Summon Primal Fire Elemental]
Menjawab maksud Momonga, batu yang teruntai di dalam mulut ular mulai bergoyang dan sebuah kekuatan besar
tercurah keluar. Momonga memegang tongkat Ainz Ooal Gown dan sebuah bola cahaya besar mulai bersinar di
depannya. Bola cahaya tersebut mengeluarkan bola cahaya hebat yang lain dengan pusaran api mengelilinginya.
Pusaran api tersebut berputar semakin cepat dan lebih cepat lagi, dan akhirnya berubah menjadi tornado api
dengan tinggi 6 meter dan lebar 4 meter.
Udara panas yang bisa membuat celaka mengelilinginya. Di sudut matanya, dia melihat 2 tubuh besar dari bentuk
keturunan naga di depan Aura dan Mare. Udara panas tertiup ke arah jubah Momonga sambil mengeluarkan bunyi
retak. Tidak heran jika panas yang hebat ini akan menyebabkan luka bakar. Tapi Momonga mempunyai ketahanan
terhadap api absolut yang merupakan kelemahan asli dari Undead, jadi tak ada dampak sedikitpun padanya.
Segera setelah itu, tornado api besar yang cukup kuat untuk melelehkan logam dan sebuah cahaya yang
menyilaukan mengelilinginya, terus menerus bergoyang hingga menyerupai bentuk manusia.
Primal Fire Elemental - bisa dikatakan sebagai Monster element tingkat tinggi dan mempunyai level 85 keatas.
Sama seperti Moonlight Wofl, Momonga juga merasakan hubungan yang hebat antara dia dan elemen api.
"Wow..."
Suara Aura mengeluarkan helaan nafas, sambil melihat kuat. Sangat tidak mungkin bagi mereka untuk memanggil
Elemental tingkat tertinggi dengan mantra mereka sendiri, di wajah Aura, sebuah ekspresi gembira seperti anak-anak
yang menerima hadiah natal muncul.
".. Apakah kamu ingin melawannya?"
"Huh?"
"Huh, Huh?"
Sedikit terkejut sesaat, Aura mengeluarkan senyum anak-anak yang tak berdosa. Bagi sebuah senyum anak-anak,
senyumannya sedikit tidak..., tapi sedikit terlalu ganas. Segera setelah dia menyentuh Mare di sampingnya,
senyuman yang dia keluarkan kembali ke senyuman yang lebih anak-anak.
"Benarkah?"
"Tidak masalah, meskipun kamu menghancurkannya."
Momonga mengangkat bahu, sampai berkata tidak masalah. Dengan kekuatan tongkat itu, bisa memanggil satu
Primal Fire Elemental per hari. Dengan kata lain, selama satu harinya sudah habis, dia bisa memanggil kembali yang
lainnya besok. Jadi meskipun dihancurkan, tidak ada ruginya.
"Ah, aku tiba-tiba ingat kalau ada urusan penting yang lain yang harus diselesaikan..."
"Mare."
Salah satu tangan Aura memegang tangan mare dan seperti tidak membiarkannya lepas. Senyum Aura membuat
Mare terdiam. Bagi Momonga itu adalah senyuman gadis yang imut, tapi jika kamu melihatnya dari mata
kembarannya, itu merupakan senyuman kebalikannya. Wajah Mare pun seperti menjadi beku.
Mare ditarik ke depan Primal Fire Elemental. Matanya terus melihat-lihat di sekelilingnya, terutama kepada Momonga
untuk mencari pertolongan. Mare memberinya ekspresi seperti bunga yang mekar, tapi hanya mendapati do'anya
kembali dari Momonga. Bunga itu pun langsung layu di tempat.
"Kalian berdua bermain saja dengannya. Jika kalian terluka, jangan salahkan aku."
"Okay.."
Aura menjawabnya dengan semangat, tapi seseorang tidak bisa mendengar beberapa respon kalimat frustasi yang lirih
dari Mare. Momonga merasa bahwa Mare takkan menyimpan dendam terhadapnya hanya karena ini. Dia pun ingin
menguji hubungannya dengan Elemental miliknya dan memberikan perintah kepada si kembar untuk menyerang
Primal Fire Elemental.
Menghadapi api yang ganas yang terpancar dari Fire Elemental, Aura dan Mare sedang menghadapi musuh
mereka dengan pertempuran 2 vs 1.
Aura menyerang api dari Fire Elemental sambil memegang cambuk di udara, sedangkan Mare menggunakan
magic untuk memberikan damage.
"Kelihatannya mereka akan menghadapi situasi ini dengan mudah."
Sementara pandangan Momonga meninggalkan pertempuran kekuatan ini, dia mulai berpikir bagaimana dia harus
melanjutkan penyelidikan terhadap masalah lainnya. Mengaktifkan Magic dan item sudah berhasil di lakukan.
Selanjutnya dia butuh menguji equipment miliknya. Yang paling penting adalah Gulungan perkamen, Tongkat-tongkat
kecil, tongkat sihir panjang dan equipment lainnya. Item Magic seperti gulungan perkamen akan hancur setelah
digunakan, sementara Tongkat panjang dan kecil harus diisi magic sebelum bisa digunakan.
Momonga mempunyai banyak item magic. Dilihat dari sifatnya, dia senang menyimpan daripada menggunakan
equipment itu. Dia merasa sayang, jadi dia tidak ingin menggunakan item yang bisa dikonsumsi itu. Meskipun
menghadapi monster-monster bos, dia tidak menggunakan item recovery yang paling hebat. Dia tidak bisa disebut
berhati-hati, dia hanya pelit. Sehingga Item-item tersebut perlahan-lahan terkumpul banyak.
ketika dia masih di Yggdrasil, Momonga menyimpan item-item ini ke dalam kotak. Kemana perginya kotak itu sekarang?
Momonga mengingat gambaran dia sedang membuka kotak item dan tangannya mulai mencari-cari di udara.
Sebagian tangannya tiba-tiba seperti hilang.
Sepertinya sebuah jendela terbuka dan tangan Momonga menjulur ke dalamnya. Di tempat yang pada dasarnya ruang
kosong itu muncul sebuah lubang dengan beberapa tongkat-tongkat cantik di dalam. Lubang ini dan kotak item Yggdrasil
terlihat mirip.
Sementara dia menggerakkan tangannya, item-item di dalamnya berubah. Gulungan perkamen, tongkat pendek,
senjata, armor, ornamen, batu berharga, dan juga obat serta item magic yang bisa dikonsumsi lainnya semuanya
di dalam... jumlahnya mengkhawatirkan.
Momonga akhirnya merasa lega dan tersenyum. Dengan ini, meskipun semua yang ada di Nazarick menjadi
musuhnya, Momonga memiliki jaminan keselamatan yang cukup.
Sambil memandang pertarungan Aura dan Mare, Momonga mulai merangkum informasi yang dia dapatkan selama ini.
Para NPC yang dia temui sejauh ini, apakah sudah terprogram?
Tidak, mereka memiliki indra seperti manusia dan tak ada bedanya. Sebuah program benar-benar tak bisa menampilkan
emosi sebaik itu. Bisa dianggap karena suatu alasan mereka menjadi seperti manusia.
Dan apa yang terjadi dengan dunia ini?
Dia tidak tahu. Karena magic dari Yggdrasil bisa digunakan disini, maka lebih tepat jika diasumsikan bahwa ini
adalah sebuah game seperti Yggdrasil. Tapi menurut pertimbangannya sendiri, ini meragukan. Tidak ada yang seperti
dalam game. Pada akhirnya, apakah ini masih game atau dunia yang berbeda? Seharusnya salah satu dari itu.
Meskipun agak aneh untuk menanyakan pertanyaan ini.
Dalam keadaan pikiran yang bagaimana dia harus menghadapi masa depan?
Dia harus memastikan sejauh mana pengaruh Yggdrasil ke dunia ini. Jika monster-monster di dalam Nazarick dan para
NPC pada dasarnya adalah data elektromagnetik dari Yggdrasil, maka mereka seharusnya bukan musuh disini.
Masalahnya adalah jika mereka adalah beberapa data yang lain kecuali data elektromagnetik yang terlibat. Maka dia
akan menghadapinya dengan sikap yang berbeda. Lebih singkatnya, untuk sementara, dia mempunyai posisi
tertinggi disini dan harus menampilkan tampilan yang meyakinkan - Jika kamu harus melakukannya - dia harus
bertingkah selayaknya.
Tindakan macam apa yang harus dilakukan di masa depan?
Dia harus mulai mencari petunjuk, meskipun tidak jelas bagaimana dunia ini bekerja, saat ini Momonga hanyalah
penjelajah yang tidak tahu apapun. Dia harus bertindak dengan hati-hati dan waspada dalam mengumpulkan informasi.
Jika ini adalah dunia lain, apakah dia harus mencari jalan kembali ke dunia asal?
Dia merasa ragu. Jika kamu mempunyai teman di dunia lama, seharusnya kamu melakukannya. Mungkin jika orang
tuamu masih ada, tidak ada salahnya memikirkan jalan untuk pulang ke rumah. Jika ada keluarga yang
membutuhkan dukungan ataupun pacar...
Tapi ada orang semacam itu yang menunggunya.
Hidupnya hanya perulangan dari bekerja di kantor lalu pulang. Setelah pulang dia masuk ke Yggdrasil dan menunggu
teman sesama anggota untuk masuk. Aku takut ini takkan terjadi lagi di masa depan. Lalu apa untungnya jika ada
jalan pulang?
Tapi jika mungkin untuk kembali, dia seharusnya mencari jalannya. Mempunyai pilihan lain selalu lebih
menguntungkan, karena mungkin saja di luar adalah neraka.
"Apa yang harus dilakukan sekarang..."
Ucapan Momonga yang kesepian bergema di udara.