Chereads / Ku Sia Siakan Hal Terpenting Dalam Kehidupan / Chapter 19 - Sang Karakter Utama Telah Mati

Chapter 19 - Sang Karakter Utama Telah Mati

Seperti biasa Ishita lanjut menghancurkan dunia kini seluruh Asia tengah sudah hancur tujuan dia selanjutnya adalah Asia tenggara namun teman temanya tetap saja menghalangi mereka terus menyerang demi menghentikan kekejian Ishita

"Apakah jika aku mengingat masa lalu aku bisa merubah masa depan kembali" ucap Ishita dengan galau

Betapa dahsyatnya kekuatan Ishita Mia pun datang dan membantu semuanya dan mereka terkejut melihat luka Mia yang sudah sembuh total

"Mia... Kamu kenapa terus menyerang ku, padahal sudah pasti kamu akan mati" ucap Ishita dengan sedih

"Aku akan terus maju"

Ishita pun menambah kecepatan Malaikatnya dan dia terus maju dan maju Mia terlihat kelelahan dan begitu pula Lyna dan Reine, Lyna menghisap Samael dan Lucifer

"Ini sungguh melelahkan" ucap Lyna dengan putus asa

"Kita akan kalah" ucap Reine dengan pesimis

Namun Mia tetap bertarung dan menyemangati mereka

"Ada apa?!" Teriak Mia dengan menusuk satu satu malaikat itu

"Kalian sudah menyerah?!"

"Ini pertarungan Langit!"

"Ayo kita bertarung semuanya" teriak Mia dengan menyemangati mereka

Mereka pun kembali bertarung namun ditengah pertarungan teman teman Ishita merasa pusing dan mereka bermimpi kembali bertemu Ishita namun yang menemui mereka bukanlah Ishita kecil namun Ishita dewasa mereka pun berusaha mengobrol dengan Ishita namun Ishita menunjukan semua ingatan nya pada mereka kini mereka dikelilingi pecahan pecahan ingatan Ishita seperti kaca yang pecah dan terlihat ingatan Ishita disitu

"Aku akan terus bergerak maju, Mia" ucap Ishita dengan tatapan serius

"Dengan DARAH aku akan mengakhiri kesengsaraanku" ucap Ishita dengan tegas

"Apakah tidak ada cara lain?" Bantah Lyna

"Tidak, kita sudah sering mengalaminya kan?"

"Apapun yang kulakukan walaupun itu benar, tapi tetap salah di mata para pembenci" ucap Ishita dengan mengarahkan tanganya ke ingatan dirinya dan menghancurkan ingatan tersebut

"Jika kalian mau menghentikanku, kita harus bertabrakan dan saling membunuh" ucap Ishita

Dan mereka pun kembali bangun namun seluruh kota yang tadi untuk pertempuran sudah hancur kosong dan tidak terlihat malaikat malaikat Ishita karena sudah jauh Mia pun mendengar siluet suara Ishita kecil "tidak ada cara lain kecuali membunuh ku" hal itu membuat Mia bimbang dalam membunuh Ishita Lyna pun demikian mendengar siluet suara Ishita kecil" ini soal keyakinanmu-tidak ini soal keyakinan temanmu dan dirimu" begitu pula Reine "kita akan saling membunuh" namun itu siluet dari suara Ishita dewasa

"Kita harus membunuh Ishita" ucap Reine dengan tegas

"Demi menyelamatkan banyak nyawa kita harus mengorbankan 1 nyawa yang membunuh mereka kan?!" Teriak Reine

"Tapi-"

"Tidak!" Bantah Reine dia tau Mia akan ragu

"Kakak maafkan aku~" ucap Lyna dengan menangis

"Aku akan ikut membantumu membunuh kakak" ucap Lyna menyetujui Reine

"Tapi Ishita-" Mia terlihat sangat ragu

"Ayo kita selamatkan dunia" ucap Lyna dengan serius

Mereka pun sudah menemukan lokasi Ishita dan malaikatnya

"Aku punya rencana" ucap Reine dengan percaya diri

"Aku dan Lyna akan mengalihkan malaikat penjaga Ishita kau, Mia serang Ishita oke?" Lyna dan Mia meng iyakanya dengan mengangguk

"Baiklah ayo kita lakukan!" Teriak Reine

Terlihat Reine dan Lyna yang membukakan jalan untuk Mia masuk dan mereka sudah membukakan jalan Mia pun masuk ke bola hitam Ishita dan bertemu Ishita dewasa yang sangat lemas Mia pun langsung menembak dada Ishita dan semua malaikat pun pudar di belakang Mia yang memeluk Ishita dewasa terlihat Ishita kecil yang tersenyum dan juga memudar dan hilang bola hitam itu pun menghilang melihat Mia yang membawa Ishita Lyna dan Reine menghampiri Ishita dan menuju ke daratan yang hancur

"Ishita~" desah Mia dengan meneteskan air matanya

"Kakaaaak" teriak Lyna dengan memeluk Ishita

"Kalian sungguh kuat, dan kalian kenapa masih mau mengobrol denganku? Padahal aku sudah menghancurkan 68 persen populasi manusia

"Mungkin batas hidupku tinggal 30 menit lagi namun aku tidak tau soalnya pelurumu special dari tuhan" ucap Ishita dengan meneteskan air matanya

"Walaupun aku sudah kuat namun kamu masih lebih kuat ya... Ratu Mimpi Buruk Kirania Mia-tidak Masumi Mia"

"Kamu tau nama samaranku?" Ucap Mia dengan kebingungan

"Aku tau semua tentang isi dunia ini dan masa lalu dunia ini" ucap Ishita dengan tersenyum

"Ishita~" Mia merasa sedih

"Mia aku punya satu permintaan Untukmu" Ucap Ishita dengan mata ber sayu sayu karena sudah kehabisan oksigen

"Apa? ~" ucap Mia dengan menahan tangisnya

"Aku telah menjelajahi banyak akhir yang tepat untuk dunia ini dan diriku sehingga aku mendapat kesimpulan ini"

"Aku juga sudah mengetahui masa lalumu dengan penglihatan masa laluku"

"Aku mohon temuilah cinta sejatimu lupakan aku dan bebaslah masih banyak laki laki lain yang lebih keren dariku"

"Aku hanya ingin bilang padamu"

"Sejak dulu aku selalu mencintaimu, dan selalu memikirkanmu" ucapan Ishita membuat wajah Mia merona

"Ya... Selamat tinggal Mia, Lyna,dan Reine jaga diri kalian baik baik l,100 tahun lagi dunia ini akan baik baik saja tanpa iblis didunia ini"

"Orang kuat membuat masa masa indah, masa masa indah melahirkan orang orang lemah, orang orang lemah melahirkan masa masa sulit" ucap Ishita dengan menghembuskan nafas terakhir nya

Melihat itu Lyna dan Mia menangis se jadi jadinya Reine yang melihat itu hanya meneteskan air matanya

"Selamat tinggal, Anak Remaja yang meninggalkan Kesengsaraan" ucap Mia dengan mengelus kepala Ishita

4 tahun berlalu kini Mia berumur 23 tahun sedangkan Lyna berumur 18-19 tahunan dan Reine berumur 24 tahun terlihat mereka sedang mengunjungi makam Ishita di pulau yang diciptakan Ishita dan dibangun lebih moderen yang dipimpin Lyna

"Ishita bukankah ini indah?"

"4 tahun ini dunia sangat damai" ucap Mia dengan mengelus batu nisan Ishita

"Andai saja-andai saja kamu tidak mati" ucap Mia dengan meneteskan air matanya namun terlihat daun yang jatuh ke kepala Mia dengan lembut jatuh dikepala Mia seakan akan daun itu mengelus kepala Mia

"Ishita?" Hati Mia merasa tenang

"Mia ayo pulang" ucap Lyna dengan tersenyum

2 bulan berlalu setelah Mia mengunjungi makam Ishita terlihat Mia yang mengenakan gaun pengantin yang sangat indah dan terlihat Bayangan Mia saat pernikahan dan berciuman dengan suaminya dan 2 tahun telah berlalu

Mia mengunjungi makam Ishita dengan suami dan anaknya

"Ishita~"

"Aku-tidak akan pernah melupakanmu" Mia meneteskan air matanya pada bunga yang tumbuh di makam Ishita