dengan perkataan Nana yang menuduhnya sesuka hati.
Sering kali kemarahan menutup mata hati seseorang sehingga tanpa sadar mengucapkan kata-kata kasar untuk menyakiti lawannya. Karena itu setiap kali emosi Rizal mulai terpancing, ia akan menenangkan diri sejenak sebelum berkata atau bertindak. Ia tidak ingin menyesal setelahnya karena telah mengucapkan sesuatu di luar kehendaknya saat emosi.
[Apa maksudmu dengan Y? Jawab dengan jelas. Apa sulitnya mengetik beberapa kata atau kalimat penjelasan. Apakah kamu benar-benar mau melupakan tanggung jawab? Ternyata keputusanku untuk berpisah denganmu memang sudah tepat]
Bab 392
Rizal membaca pesan itu sekilas. Tidak mau hal ini berlarut-larut ia segera menghubungi Nana. Tanpa menunggu lama, panggilan telepon itu tersambung.
"Apa!" sahut Nana.
"Jadi, bagaimana rasanya?"
"Apa maksudmu?"