Bab 390
" Hati-hati mulut mu Ambar!, Kalau bicara di pikir dulu itu cangkemmu!" Bentak ku menunjuk wajahnya dengan telunjukku membuat Ambar sontak kaget dengan mata yang membelalak.
"Ya kan becanda Mbak, sensi amat, dihh" Ambar langsung melenggang pergi melongos pergi meninggalkan kamar Gilang.
Aku menghela napas, mengelus dada dengan sikap ipar yang sungguh menjengkelkan.
Aku mematut diri di depan cermin, pakaian model tunik berwarna maroon dengan celana panjang hitam membalut tubuhku. Ditambah jilbab berwarna senada dengan pakaian yang membingkai kepalaku.
Kuhembuskan napas panjang lalu aku melangkah menuju pembaringan. Duduk di sisi ranjang lalu meraih ponsel yang kuletakkan di atas bantal. Sesaat aku menoleh ke arah Gilang yang kubaringkan di ranjang. Aku mengulas senyum saat bibir mungil itu mengeluarkan suara, suara yang aku sendiri pun tidak tahu apa artinya.