bab 385
Dua orang sedang bersenda gurau disana, aku membayangkan bahwa aku lah yang seharusnya disana bukan Burhan. Ya, wanita yang berada disana adalah Nana.
"Ra, semudah itu kamu melupakanku sampai kamu bisa bercanda seperti itu dengan lelaki lain selain aku."
Aku mengalihkan pandanganku, kenapa harus Burhan yang menjadi pengobat untuk Nana kenapa tidak lelaki lain saja atau kembali denganku lagi. Sakit sekali hatiku melihat dia berduaan dengan istriku.
Aku memilih duduk merenung di tepi jalan, menyesali setiap perbuatan yang aku lakukan. Menyesal kenapa terlalu percaya pada perempuan yang membohongiku dan Mama. Seharusnya sejak awal aku harus sadar, hubungan yang diawali denfan perbuatan tidak baik hasilnya pun akan tidak baik.
"Sial, Sial, Sial," teriakku yang tak terasa ternyata tanganku sudah berdarah karena memukul pohon yang ada disampingku.