Bab 382
"Kamu sama ibumu saja hitung-hitungan. Menantu harus berbakti sama mertua!" kata nya tak mau kalah, aku semakin mencibirnya.
"Baik, tetapi bila anakmu Rizal dan Ambari di perlakukan tak baik, apa Ibu senang? Baru-baru ini Ambar berantam sama aku dan menyuruhnya untuk melawan. Sebenarnya aku juga melakukan apa yang Ibu katakan.
"Nana, kamu jangan mau di tindas mertua, kamu jangan mau tinggal sama dia. Enak benar dia memanfaatkan kamu dan minta duit anaknya semua. Kasih aja seadanya. Anaknya aja kerja gak kerja. Pokoknya kamu lawan saja dia bila banyak tingkah, seperti itu yang mama katakan ke Nana!" Terngiang ucapan mamaku. Aku menahan tawa melihat wajah pias Ibu.
"Kamu menguping pembicaraan kami, gak sopan kamu jadi orang!" sentak Ibu marah.