Bab 381
Beberapa pengunjung toko bahan kue menoleh ke arahku. Napasku memburu mendengar hinaan Ambar, saat mulutku hendak membalas semua ucapannya, Papa segera menarik tanganku sambil berbisik, "Sudah, jangan buat keributan. Malu, Nak!"
Aku mengangguk samar dan kembali melanjutkan berbelanja. Setelah semua bahan sudah masuk ke dalam troly, kami segera menuju ke kasir mengingat hari juga semakin siang, takut Mas Rizal tiba-tiba pulang dan mendapati rumah kosong. Ah iya, dia kan sedang melamar pekerjaan, semoga saja lancar !
"Maaf, Bu. Kartu kreditnya tidak bisa digunakan."
"Masa sih, Mbak. Coba sekali lagi deh, jangan ngaco ya kamu," ucap seorang wanita di depan kasir.
Aku dan Mama yang sedang mengantri di kasir sebelah pun ikut menoleh. Manda ...?
"Maaf, Bu. Tetap tidak bisa, apa ada kartu lain."
Kulihat Ambar mengeluarkan dua kartu lainnya dari dalam dompet. Maklumlah, suaminya adalah Manager perhotelan yang terbilang sukses di usia muda.