Bab 261
"Sudah terlambat," ucapku seraya menggerakkan kakiku. Tapi karena pegangan Mas Rizal sangat erat membuat kakiku susah lepas dari tangannya.
"Ingat anaka kita sayang, ingat! Kita akan membesarkan anak itu sayang."
"Aku sudah tidak tertarik lagi dengan rencana itu, aku bisa membesarkannya sendiri"
"Tapi... "
"Lepaskan kakiku," ucapku menyela ucapan Mas Rizal. Aku tidak mau ada alasan yang keluar dari mulutnya. Sekali salah akan tetap salah.
"Sayang."
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu, kita sudah sendiri-sendiri sekarang Mas," ucapku lantang.
"Berdirilah Rizal. Kenapa kamu ngemis sama orang yang tidak tahu diri ini," ucap Mama mertua yang langsung menarik tangan Mas Rizal. Tangannya langsung terlepas dari kakiku.
Aku tidak memperhatikan kedatangannya tadi karena terlalu fokus untuk melepaskan kakiku dari cengkraman Mas Rizal.
Kuhela nafas panjang, drama apalagi yang akan disajikan keluarga benalu itu.