Teriakan demi teriakan orang yang hadir terlihat menambah panas suasana. Wajah bibi bagaikan tomat merah karena menahan malu dan juga amarah.
"Ini tidak benar, aku bukan pelakor."
"Lalu apa? Penjilat?" Terdengar suara Balqis keras.
Kusunggingkan senyum saat melihat video yang dikirimkan oleh Balqis. Terlihat jelas bahwa dua orang yang menjadi pusat perhatian itu sangat malu. Aku yakin sekali mereka begitu merasakan sakit hati disana.
Bab 324
"Bur, tolong antar aku kesini," ucapku cepat pada Burhan untuk memastikam semua yang terjadi dan kenapa bisa orang tuaku juga ada disana. Jangan-jangan Mas Rizal membuat orang tuaku berada disana untuk pembelaan. Ah, entahlah, aku tidak bisa berfikir jernih saat ini.
Kuarahkan layar ponselku kepada Burhan. Dia hanya menunduk dan langsung berjalan keluar meninggalkanku.
Laki-laki itu terlihat berhenti sejenak yang sampai membuatku menabrak dirinya. berdiam diri sejenak kemudian berbalik arah.