Bab 323
Pagi harinya seperti biasa aku menyiapkan sarapan untuk mas Rizal dan orangtua ku. Selesai sarapan mas Rizal bergegas siap pergi kerja. Ia mulai memanaskan mobilnya
"Apa itu pak?" Nana melihat pak pos mengangarkan sebuah surat. Mas Rizal memundurkan mobilnya dan melaju.
"Surat bu, ini" pak pos menyerahkan amplop putih dan pamit. Aku membuka amplop itu membaca nya mata ku membelalak ketika melihat isi dari amplop itu, aku berlari ke mobil dengan berpura-pura menangis, melihat ke belakang dengan perasaan bahagia karena Mas Rizal dan Mama kini mengejarku. Bibi terlihat semakin sedih melihat Mas Rizal sedang menenangkan aku.
"Apa kamu benar yang membayar rumah bibi Mas?" ujarku pura-pura tidak mengetahui tentang kejadian yang baru saja dialami bibi.
"Bukan begitu sayang, Mas bisa jelaskan." Wajah Mas Rizal semakin kebingungan, raut frustasi tergambar jelas di dahinya.