Bab 319
"Na, ajarkan suami mu untuk bangun pagi. Kamu harus memeberi tahu. Harus bangun pagi juga. Paham 'kan!" ucap beliau setelah selesai makan.
Nana memandang ke arahku. Aku hanya tersenyum mendengar perintah yang tertitah untuk ku dari mulut ibunya sendiri.
Aku sudah cukup terbiasa dengan sindiran keras yang lantang di cetuskan di hadapan ku.
"Bangun jam lima saja, Bu. Kalau setelah adzan subuh masih terlalu pagi, Bu. Masih sangat ngantuk. Ibu tau sendiri 'kan? Pulang kerja jam Sembilan, sampai rumah jam sepuluh malam. Aku masih butuh waktu tidur, Bu."
Mas Rizap beralasan yang sama denganku tadi pagi. Coba kali ini beliau akan mengatakan apa kepada anaknya sendiri. Semoga saja beliau mau mendengarkan pendapat yang diucapkan oleh mas Rizal.
"Kalian ini janjian atau bagaimana? Tadi Nana yang berbicara seperti itu. Sekarang giliran kamu, Zal. Ibu hanya ingin kalian belajar disiplin. Susah banget kalian dinasehatin."