Bab 294
Apalagi jika benar, mas Bayu mengidap suatu penyakit. Tak adil rasanya aku membiarkannya begitu saja. Dan meninggalkannya dalam keadaan 'sakit'. Paling tidak usaha dulu. Ada hasilnya atau tidak, itu urusan nanti.
"Sudah siang, buruan mandi gih, sholat dulu Mas, mumpung masih sempat." Keningnya tampak berkerut, mungkin merasa aneh dengan sikapku.
"Nawang … sudah sehat?" tanyanya.
"Sudah, makanya bisa banguni," jawabku tersenyum.
Dia bangkit, mencium keningku sesaat, baru bergegas mandi. Ah Mas, seandainya kamu tak memiliki sisi lain, mungkin rumah tangga kita akan sangat bahagia. Benar kata Ibu, kamu lelaki yang baik. Semoga kamu bisa menerima saranku nanti Mas. Demi rumah tangga kita.
"Yuk, keluar," ajak mas Bayu, begitu selesai mandi dan sudah berganti dengan baju kerja.
"Mas, gak sholat?" Dia terdiam mendengar kata-kataku.
"Sudah kesiangan," jawabnya beralasan.