Bab 291
Mas Amran terkejut saat mendengar teriakkanku. Shock itu sempat menghampiri wajahnya, hanya sebentar,lalu menghilang saat ada teriakan di depan rumah.
"Amran! Amran! Kamu dimana, Nak?" Aku membuang nafas kasar. Kenapa itu orang datang disaat yang tak tepat.
Kalau perusuh itu sudah datang, rumahku takkan tenang. Kapanlah rumahku tentram dari para perusuh itu. Menyebalkan sekali. Mas Amran langsung berdiri dan beranjak keluar untuk menemui mamanya.
"Pada kemana sih, Ma, kok, sepi banget rumahnya? Kayaknya tuh benalu gak ada, nih, di rumah." Itu suara adik iparku yang cerewet sekali.
"Di rumah tau, Kak! Noh motornya ada di garasi!" Ternyata dua ipar bersaudara itu datang semua ke rumahku. Bakalan ada keributan besar sepertinya.
Randu harus segera kuamankan dari virus jahat di depan sana. Aku menoleh ke arah putraku. Ia masih setia menatapku.
"Abang ke kamar aja, ya ... ganti baju terus istirahat, oke." ujarku, lembut. Senyumku terulas untuk menenangkannya.